Mataram (NTBSatu) – Potensi wisata sejarah di Lombok dianggap sebagai wisata yang menjanjikan. Karena selain di anugerahi beberapa tempat yang punya nilai sejarah yang tinggi, wisata sejarah juga merupakan peluang wisata alternatif dari wisata mainstream lainya.
“Wisata sejarah akan memberikan pengalaman yang lebih personal kepada para wisatawan. Karena wisata sejarah itu sifatnya personalize. Dalam arti tidak dilakukan dalam kelompok yang besar (mass tourism),” kata Pegiat Lombok Heritage and Science Society (LHSS), Ali Akbar, dikonfirmasi NTBSatu, Minggu, 3 Desember 2023.
Adapun beberapa wisata sejarah yang ada di Lombok, seperti Kota Tua Ampenan yang pernah menjadi tempat tinggalnya seorang ilmuwan besar yang memberikan kontribusi besar terhadap ilmu pengetahuan dunia, yakni Alfred Russel Wallace.
Kemudian Kota Cakranegara, yang dikenal oleh dunia sebagai tempat ditemukannya Kitab Negara Kertagama dan telah diakui sebagai memori dunia UNISCO.
Menurut Akbar, semua tempat wisata sejarah yang ada di Lombok khususnya, mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi wisata sejarah berbasis kearifan lokal.
Berita Terkini:
- Nelayan Sekaroh Lotim Menjerit, 10 Tahun PT Autore Merompak Mutiara Senilai Ratusan Miliar
- Polisi Minta BPKP Hitung Kerugian Negara Dugaan Korupsi Sewa Alat Berat Dinas PUPR NTB
- Pemkot Mataram Tidak Adakan Perayaan Tahun Baru 2025, Imbau Warga Tetap Waspada Cuaca Ekstrem
- Dr. Najam: 7 Tahun Berturut-turut NTB Raih Penghargaan Pemerintah Provinsi Informatif
Tentu, hadirnya wisata sejarah tersebut akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar
“Wisata sejarah adalah wisata berkelanjutan yang akan tetap ada sampai kapan pun,” ucapnya.
Berikut 9 wisata sejarah yang populer dikunjungi oleh Wisatawan Nusantara (Wisnus) dan Wisatawan Mancanegara (Wisman), berdasarkan catatan LHSS:
- Kawasan Heritage Cakranegara.
Dulu, kawasan ini merupakan pusat pemerintahan sejak zaman Kerajaan Mataram, sekaligus tempat peristirahatan dan puri para raja dan keluarganya.
- Kawasan Heritage Kota Tua Ampenan.
Kota Tua Ampenan menjadi pusat lalu lintas perdagangan masyarakat sejak abad ke-17. Wisatawan dapat merasa berada di pelabuhan dan bangunan etnis Tionghoa yang telah berdiri ratusan tahun.