“Pandemi itu lebih sering disebabkan oleh patogen yang bersifat virulensinya itu tinggi. Jadi, kita tidak menutup kemungkinan apakah [mycoplasma pneumonia] bisa menjadi pandemi, tetapi kalau dibandingkan dengan yang virus, itu jauh lebih cepat virus,” ujar dr. Imran dalam konferensi pers daring, dikutip CNBC, Rabu, 29 November 2023.
Diketahui kasus mycoplasma pneumonia sudah meningkat sejak Mei 2023, yakni dengan tiga per empat pasien didiagnosis sebagai infeksi mycoplasma.
Baca Juga : 8 Pemda di NTB dapat Alokasi Fiskal Rp145,66 Miliar, Kota Mataram Tertinggi
“Mycoplasma adalah bakteri, bukan virus. Ini merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum masa Covid-19,” jelas dr. Imran.
Ia menjelaskan itu adalah penyebab umum dari penyakit paru, penyakit pernapasan, yang terjadi sebelum Covid-19 dengan insidensi 8,6 persen.
Namun berbeda dengan Covid 19 yng masa inkubasinya pendek, dr. Imran mengatakan bahwa patogen pada penyakit ini memiliki periode inkubasi dan penyebaran yang cukup lama sehingga disebut sebagai “Walking Pneumonia”.
Baca Juga : Radja Nainggolan, Mantan Pemain AS Roma dan Inter Milan Resmi Merumput di Klub Indonesia