Semacam intermezzo politik lalu ke kuburan
Menyesuaikan diri dengan suhu adalah satu hal yang tidak mudah. Hal yang tidak mudah lainnya adalah menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasan dan perilaku. Salah satunya kebiasaan di meja makan saat makan malam.
Sebagai orang yang dibesarkan di kampung, ia tidak memiliki kebiasaan makan malam bersama. Sedari kecil ia terbiasa lari ke dapur, nyari ponjol dan makan tanpa harus saling tunggu dengan anggota keluarga atau teman. Makan baginya adalah sebuah aktivitas untuk mempertahankan kondisi tubuh untuk dapat beraktivitas dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya. Hanya sesekali makan memiliki arti lebih ketika ia dibalut istilah roah dan istilah lainnya. Di mana makan menjadi juga aktivitas social tempat orang, ide dan lain sebagainya berkelindan.
Namun di sana, di tempat barunya, makan (khususnya makan malam) bukanlah ritual untuk fisik semata, namun juga bagi otak. Makan malam selalu saja melibatkan percakapan mengenai berbagai hal yang tentu saja tidak pernah singkat. Duduk di meja makan saat makan malam, ia harus siap duduk setidaknya satu jam mendengarkan percakapan dan mencoba terlibat dalam percakapan. –kapan terakhir kali kalian makan malam bersama keluarga sambil membicarakan hal-hal menyenangkan yang terjadi sehari-hari?-
***



