Mataram (NTB Satu) – Kasus cacar monyet saat ini memang belum ditemukan di Kota Mataram, tetapi Dinas Kesehatan Kota Mataram mengimbau masyarakat agar mengantisipasinya lebih dini.
Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Bertambah: Indonesia Ada 42 Pasien, NTB Terlapor Baru 1 Orang
Kepala Dikes Kota Mataram dr. Usman Hadi mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah maksimal dalam pencegahan cacar monyet, walaupun penyakit tersebut belum ditemukan kasusnya di Kota Mataram. Hal tersebut karena penyembuhan penyakit yang diakibatkan virus harus dilakukan secara khusus agar tidak menularkan ke orang lain.
“Selain vaksin virus cacar monyet ini terbatas harganya, juga cukup mahal dan penanganannya juga mirip dengan virus Covid 19 untuk mengantisipasi adanya kontak langsung dengan orang lain,” katanya, Rabu 22 November 2023.
Berita Terkini:
- Pengendalian Inflasi NTB Telan Anggaran Rp295,33 Miliar
- Pembalap ARRC 2024 Sempatkan Nikmati Mandalika Sebelum Balapan
- Didampingi Staf Ahli Wapres, Aji Rum Kawal Penuntasan Lahan Pembangunan IAIN Bima
- Inspektorat Audit Investigasi Keuangan Rp32 Miliar PT GNE
Usman menambahkan bahwa masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi dengan menjaga pola istirahat, makanan bergizi, dan melakukan olahraga rutin.
“Kalau imunitas kita bagus akan menangkal virus yang masuk dalam tubuh kita, jadi kabar tentang virus monkeypox ini tidak perlu kita khawatir berlebihan namun memang harus diwaspadai dan diantisipasi dengan PHBS,” terangnya.
Selain dengan menjaga pola istirahat, makan dan olahraga, menurut Usman cara lain yang tidak kalah pentingnya untuk mencegah penularan virus cacar monyet diantaranya dengan rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit. Selain itu juga perlu menjaga kesehatan reproduksi dengan baik.
Baca Juga: Warga Lombok Suspect Cacar Monyet, Ini Saran Langkah Pencegahan dari Dikes Lombok Timur
“Pencegahannya seperti ketika Covid-19 waktu itu karena dengan melaksanakan protokol kesehatan dapat menghindar dari berbagai potensi penularan virus berbahaya,” pungkasnya. (WIL)
