ISU SENTRALPemerintahan

Heboh soal Zat Berbahaya di Pasar, Dikes NTB Jelaskan Risiko Konsumsi Makanan Sembarangan

Mataram (NTBSatu) – Penemuan makanan yang mengandung zat berbahaya di Pasar Mandalika, Kota Mataram, Kamis, 14 Maret 2024 sempat menghebohkan. Buntut kejadian tersebut, Dinas Kesehatan (Dikes) NTB mengaku akan rutin turun ke lapangan untuk meninjau kelayakan makanan.

Kepala Dikes NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri mengingatkan masyarakat soal bahaya mengonsumsi zat-zat berbahaya dalam makanan. Zat-zat bahaya tersebut dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

“Penjual paling sering menggunakan zat-zat berbahaya, antara lain, boraks, formalin, rhodamin B, dan kuning metanil,” ungkap Fikri, Sabtu, 16 Maret 2024.

Fikri menjelaskan, bahwa bahan-bahan tersebut hanya boleh dipakai untuk keperluan tubuh bagian luar, bukan tubuh bagian dalam.

“Kalau masuk ke dalam tubuh manusia, akan sangat merusak organ-organ yang ada,” terang Fikri.

Berita Terkini:

Masih berkaitan dengan bahaya mengonsusi zat berbahaya, Fikri menjelaskan bahwa boraks beracun terhadap semua sel. Bila tertelan, senyawa itu dapat menyebabkan efek negatif pada susunan syaraf pusat, ginjal, dan hati.

IKLAN

Selain itu, dapat menimbulakan gejala-gejala yang tertunda meliputi, tubuh terasa tidak nyaman atau malaise, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas atau epigastrik, pendarahan saluran pencernaan atau gastroenteritis. Serta, muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam, dan rasa sakit kepala.

“Formalin atau larutan formaldehid yang melalui saluran pencernaan dapat mengakibatkan luka korosif terhadap selaput lendir saluran pencernaan disertai mual, muntah, rasa perih yang hebat dan perforasi lambung,” jelas Fikri.

Lebih lanjut, Fikri menyebutkan bahwa rhodamin B juga menjadi bahan berbahaya yang patut dihindari. Karena, dalam waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker hati.

Ada pula kuning metanil dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah rendah. Dalam jangka panjang, dapat menyebabkan kanker kandung kemih.

“Oleh karena itu, saya mengimbau kepada masyarakat agar lebih cerdas dalam memilah dan memilih bahan-bahan makanan yang akan dikonsumsi,” tutup Fikri. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button