Akan tetapi, desakan untuk menggunakan APBD pada saat itu semakin menguat, dikarenakan pembiayaan melalui dana CSR-CSR dikhawatirkan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Baca Juga : Kadiskominfotik NTB Yakin “Jumat Salam” akan Bawa Dampak baik untuk Produksi Tembakau
“Tapi karena gaduh dan ribut dan saya kebetulan nggak begitu mengenal siapa-siapa teman-teman di NTB secara detail maka saya ikutilah rekomendasi teman-teman untuk lewat APBD saja agar pertanggungjawabannya clear dan tidak menimbulkan praduga-praduga yang tak produktif,” terangnya.
Namun situasinya berbalik setelah pergantian kepemimpinan. Beasiswa muncul kembali, seolah olah jadi sumber masalah pembiayaan APBD.
“Setelah dimasukkan melalui APBD seperti sekarang ribut dan gaduh lagi,” sesalnya. (HAK/ADH)