“NTB dikenal sebagai lumbung pangan nasional dan satu-satunya Provinsi yang belum terjamah beras impor. Movement beras dari luar terjadi karena pasokan kurang dan ekosistem pangan berkelanjutan harus juga dipertahankan,” terang PJ Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi, saat Rapat bersama TPID kemarin.
Adanya program Bantuan Pangan (Bapang) hingga Juni 2024, membuat stok tersebut tidak dapat bertahan sampai tahun depan.
Berita Terkini:
- MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di NTB, Upaya Tekan Risiko Dampak Bencana
- Debat Baru Mulai, Calon Wali Kota Bima Nomor Urut 3 Tinggalkan Podium
- Senator Evi Apita Maya Tegaskan Dukung Zul-Uhel di Pilgub NTB 2024
- SMKPP Negeri Bima akan Teruskan Pertanian Berkelanjutan
Rencananya, Bulog akan mendatangkan beras dari luar pulau, yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah sebanyak 17.000 ribu. Kedatangan tersebut akan dilakukan secara bertahap mulai Desember mendatang.
Selain itu, pengawasan arus masuk komoditas strategis, khususnya gabah dan beras juga mulai diaktifkan kembali terutama memasuki masa panen nanti.
“Hal ini nantinya digunakan sebagai bahan bagi pemimpin daerah menentukan kebijakan apakah daerah NTB perlu mendatangkan beras dari luar atau tidak, khususnya saat beras atau gabah mengalami inflasi,” jelas Wirajaya. (STA)