Sidang Korupsi BLUD RSUD Sumbawa, Ahli Sebut Sebut Gratifikasi Rusak Mental Pelayanan Publik
Mataram (NTBSatu) – Sidang perkara dugaan korupsi BLUD RSUD Sumbawa dengan terdakwa dr. Dede Hasan Basri menghadirkan saksi ahli, Dr. Lahmuddin Zuhri, Rabu, 1 November 2023.
Di hadapan Majelis Hakim, Lahmuddin mengatakan, tindakan gratifikasi tidak hanya merugikan negara dari segi keuangan.
Tapi juga berdampak pada mentalitas pemberi layanan publik. Gratifikasi juga berdampak ke tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Berita Terkini:
- Polres Lobar Amankan Pria Spesialis Pencuri Motor, Modus Jatuhkan Sajadah
- Trauma Healing Lewat Permainan Edukatif, Tim Medis Ummat Hadirkan Edukasi PHBS dan Kesehatan Reproduksi Bagi Ibu dan Anak Terdampak Banjir Aceh Tamiang
- Darurat Sampah, Limbah MBG di Kota Mataram Belum Tertangani Optimal
- PT GNE dan Askrida Tidak Setor Dividen Tahun ini
“Kerugiannya mengarah pada moralitas, mentalitas, dan profesionalitas dalam pemberian pelayanan publik,” katanya di ruang sidang PN Tipikor Mataram, Rabu, 1 November 2023.
Selain itu, sambung Lahmuddin, gratifikasi perbuatan gratifikasi juga merusak sistem pemerintahan. Menurutnya, perbuatan gratifikasi yang termuat dalam aturan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001, tidak bisa dilihat dari kerugian negara saja. Namun bisa dikategorikan sebagai tindakan korupsi.
“Karena itu sudah mengubah, merusak sistem pemerintahan yang baik,” kata Dekan Fakultas Hukum Universitas Samawa itu.



