“Tetapi karena datanya belum lengkap dan mendapat beberapa masukan dari Kemendikbudristek yang perlu ditambah, maka tidak jadi diusulkan. Insyaallah tahun depan akan dicoba untuk diusulkan lagi,” lanjutnya.
Abdurrahim menerangkan, dengan ditetapkannya tiga karya budaya asal NTB ini sebagai WBTb Indonesia, harapannya dapat terus dilestarikan dan menjadi kebanggaan masyarakat NTB terutama generasi muda.
Berita Terkini:
- DLHK NTB Sulap Gunung Sampah Jadi Taman Edukasi Landfill Hill
- Petani di Dompu Tewas Kesetrum Perangkap Babi
- Proyek DAK Fisik SMKN 3 Mataram Tetap Berjalan Meski Kasus Dugaan Pungli Kabid SMK NTB Ramai
- HUT Ke-66 NTB, Lalu Hadrian Irfani: Semoga Makmur Mendunia!
“Sebagai bentuk untuk melestarikannya, tiga karya budaya ini akan dimasukkan dalam kalender event di kabupatennya masing-masing. Khusus untuk kain Tembe Muna Pa’a sudah saya minta agar bisa dikerjasamakan dengan para desainer, sehingga bisa dikenal lebih luas,” jelasnya.
Pihaknya juga mulai menyiapkan, agar WBTb yang sudah ditetapkan maupun yang belum, bisa diperkenalkan juga oleh para guru di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar.
“Sehingga generasi muda kita dapat melestarikannya ke depan, dapat menambah karakter lokal, yang menitikberatkan pada unsur sikap, tata krama, yang membuat mereka memiliki rasa kebanggan atas budaya daerahnya. Serta, memiliki kontrol sosial untuk menjaganya,” harapnya. (JEF)