Jakarta (NTB Satu) – Janji politik bertebaran menjelang pesta demokrasi Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024. Seperti 5 tahun lalu, Partai Politik dan juga oknum Caleg mulai “merayu” publik dengan janji manis yang kadang mengawang-awang dan tak rasional.
Praktisi Hukum yang juga Caleg Partai Hanura, Dr. Teguh Satya Bhakti, SH., MH., menilai janji-janji politik kebanyakan hanya retorika dan pepesan kosong yang tidak mengedukasi dan mencerdaskan iklim demokrasi, bahkan cenderung membodohi publik.
Padahal, menurut dia, Pemilu harusnya menjadi ajang pencerahan demokrasi dan bukan jadi ajang pembodohan publik.
“Janji-janji Partai menjelang Pemilu 2024, saat ini masih banyak retorika kosong yang bisa menimbulkan perdebatan-perdebatan konyol, terlalu mengawang-awang dan tidak rasional tidak masuk akal,” kata Teguh, dalam sebuah podcast Sabtu 9 September 2023 di Jakarta.
Misalnya, ada Parpol dan Caleg yang menjanjikan akan memberikan BPJS gratis jika Partainya menang dan Caleg bersangkutan terpilih. Atau BBM gratis, SIM Gratis dan Dana Desa Rp5 Miliar per Desa.
Menurut dia, dari janji-janji politik itu sebagian Parpol seolah memandang masyarakat masih miskin dan bodoh. Sehingga bisa ditipu dan dikadali dengan dengan retorika kosong.
“Menurut saya, ini semacam fenomena anomali. Partai seolah menutup mata tentang perkembangan masyarakat, yang sekarang ini sudah melek teknologi. Informasi bisa diakses dengan cepat dalam segala bidang,” ujarnya.
Berita Terkini :
- Sosok M. Islamuddin, Calon Anggota DPRD Bima Dapil 3 Partai Hanura dan Sepak Terjangnya
- Pencarian Dua Nelayan asal Sumbawa yang Hilang di Lombok Tengah Dihentikan
- 2.457 Koperasi di NTB Tidak Aktif
- Ipar Wali Kota Bima juga Diperiksa KPK
- Musisi Lombok Ary Juliyant Wakili Indonesia di Konser Musik Terbesar India Ziro Festival