Sebagai upaya mengatasi kekurangan guru produktif di SMK, Disdikbud NTB melakukan penguatan melalui team teaching atau tim pengajar. Artinya, guru yang mengajar mata pelajaran adaptif atau normatif digandengkan dengan guru produktif yang ada di sekolah tersebut.
“Misalnya, kalau ada guru Fisika. Kalau Fisika kan mahir-mahir dikitlah dalam sambung listrik, sudah bisa dia. Untuk kompetensi yang lebih bagus, dia harus digandeng dengan guru produktif. Sementara untuk tata busana tidak terlalu sulit menurut saya. Kalau sekedar membuat pola dan menjahit, namun kalau sudah ke arah profesional dia harus digandeng juga. Kalau kelas kecantikan, bisa lewat kursus,” tandasnya.
Berita Terkait:
- MDMC Gelar Program “Karang Tangguh” di NTB, Upaya Tekan Risiko Dampak Bencana
- Debat Baru Mulai, Calon Wali Kota Bima Nomor Urut 3 Tinggalkan Podium
- Senator Evi Apita Maya Tegaskan Dukung Zul-Uhel di Pilgub NTB 2024
- SMKPP Negeri Bima akan Teruskan Pertanian Berkelanjutan
Selain itu, ungkapnya, Dinas Dikbud Provinsi NTB mengeluarkan kebijakan guru tamu. Kebijakan itu dikeluarkan sejak 3 tahun lalu, lantaran guru produktif dan PLB di NTB sulit didapat.
“Adanya guru tamu ini, kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah produktif terbantu,” ujar Aidy.
Bahkan, Pemprov NTB melalui Disdikbud Provinsi NTB terus mengajukan pengusulan pengangkatan guru honorer menjadi tenaga PPPK, untuk menutupi kekurangan tenaga guru tersebut.
“Untuk menutupi kekurangan tenaga guru tersebut, saya juga sudah mengusulkan tambahan untuk tahun depan. Sekitar 1.400-an,” jelasnya.