Lombok Timur (NTBSatu) – Masalah infrastruktur pendidikan masih menjadi PR besar Pemkab Lombok Timur (Lotim). Seperti yang SDN 1 Gereneng rasakan. Atapnya nyaris ambruk dan tembok retak.
Aktivitas belajar-mengajar pun terganggu. Baik guru maupun siswa merasa was-was karena sewaktu-waktu gedung sekolah bertempat di Kecamatan Sakra Timur ini roboh.
Kepala SDN 1 Gereneng, Mahdi mengungkapkan, kerusakan bangunan sekolah diakibatkan karena tuanya usia gedung. Ditambah tidak pernah mengalami perbaikan.
Merasa khawatir, para siswa pun memilih belajar di musala hingga dapur sekolah sebagai ruang kelas sementara. Mahdi menjabarkan, sekolahnya saat ini memiliki delapan rombongan belajar (rombel). Sementara kelas yang layak pakai hanya 4 ruangan.
“Itupun dua kelas atapnya mengalami kebocoran,” kata Mahdi, Sabtu, 10 Agustus 2024.
Kondisi itu, sambungnya, mengganggu proses kegiatan belajar-mengajar. Bahkan saat hujan turun, murid terpaksa belajar menggunakan payung di dalam kelas.
Jika hujan terlalu deras, para guru terpaksa menghentikan pembelajaran demi keamanan.
“Kami tidak berani menggunakan bangunan yang ada karena takut ambruk,” ujarnya.
Lelah dengan kondisi itu, pihak sekolah telah mengajukan permohonan bantuan ke dinas terkait berupa pengajuan proposal perbaikan. Namun, hingga kini Mahdi belum mendapat tanggapan.
“Kami sudah berusaha mengajukan proposal ke dinas, jawabannya hanya menunggu. Harapannya, kami bisa mendapatkan bantuan ruangan,” harapnya.
Kendati dalam kondisi serba sulit, SD 1 Gereneng tak pernah kehabisan mencetak siswa berprestasi. Salah satu muridnya pernah menjadi juara nasional lomba pencak silat.
Sayangnya, Pemkab Lombok Timur tidak melirik sekolah pencetak sekolah siswa berprestasi tersebut. Hingga hari ini, pihaknya belum pernah mendapatkan bantuan perbaikan.
“Harapannya, segera ada perhatian. Setidaknya untuk gedungnya dulu,” pinta Mahdi.
Ciptakan suasana nyaman
Kendati berada dalam kondisi yang serba terbatas, namun para guru maupun murid tak kehabisan akal untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Salah satu caranya, mereka menghias kelas menggunakan berbagai ornamen. Tembok kelas dihiasi berbagai stiker dan lukisan.
Sementara untuk bagian atap, ditambah beberapa hiasan menggantung.
Selain itu, meski dalam kondisi yang serba batas, para guru dan murid tetap berusaha menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. “Untuk menutupi kebosanan anak, kami menghias ruangan ini,” pungkasnya. (*)