Selanjutnya, Fatin juga menceritakan, selama dua Minggu berada di Solo, Almarhumah Kakaknya tidak pernah mengatakan hal-hal buruk kepada pelaku pembunuhan itu. Ia mengaku, setiap kali kakaknya ke rumah itu, dia hanya pergi cek progres pembangunan rumahnya sambil memberikan para tukang bangunan makanan dan minuman.
“Dia (Pelaku) bilang kakak saya tolol-tololin dia, padahal tiap kakak saya ngecek ke rumah itu, cuman datang ngeliat sambil berkata nggih Pak, nuhun Pak. Sambil mengasih makanan dan minuman,” ujar Fatin sambil sesegukan menahan tangis.
Baca Juga:
Guru Besar Unram Ungkap Dugaan Putrinya Dibunuh Orang Suruhan
Guru Besar Unram Prof. Tamzil Tak Percaya Putrinya Berkata Kasar, Desak Polisi Usut Motif Lain
Putri Guru Besar Unram Dimakamkan, Keluarga Ungkap Kegigihan Almarhumah Dirikan Prodi Lingkungan
Video Terkait:
“Saya saksi, saya dua Minggu di Solo melihat mereka bekerja, kakak saya sering sekali di siang bolong cariin mereka es, makan, gorengan itu. Saya tidak terima kakak saya dibilang kayak gitu,” tambahnya.
Untuk diketahui, tukang bangunan yang merenovasi rumah Almarhumah Dosen UIN Raden Mas Said, Surakarta, Wahyu Dian Silviani sebanyak 4 orang, salah satunya pelaku tersebut.
Lokasi rumah yang hendak di tempati oleh Almarhumah tergolong perumahan baru. Sehingga, masih sangat sedikit orang-orang didekat rumah tersebut. Di tambah di belakang rumah tersebut hanya ada hamparan sawah yang luas. (MYM)