Mataram (NTB Satu) – Fenomena El Nino tahun ini diprediksi lebih kuat, dan diperkirakan sekitar 80 persen berdampak pada lahan pertanian. Dampak El Nino ini dapat dilihat dari tingkat produksi yang turun pada sektor pertanian, khususnya beras dan dikhawatirkan akan terjadi inflasi.
Inflasi yang terjadi akan mendorong peningkatan jumlah kemiskinan, terutama pada para petani. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, persentase penduduk miskin pedesaan meningkat, pada September 2022 sebesar 13,66 persen, naik menjadi 13,95 persen pada Maret 2023.
Baca Juga:
- Kampanye Akbar Iqbal – Dinda di Kandang Rohmi – Firin Dipadati Lautan Manusia
- Oknum Personel Polda NTB Dilaporkan ke Polresta Mataram, Diduga Gelapkan Mobil Rp46 Juta
- Orasi Iqbal saat Kampanye Akbar di Kandang Rohmi-Firin: NTB Miskin, Bukti Salah Kelola
- Bawaslu Telusuri “Live” KPU Tayangkan Hasil Survei Jelang Debat Pilgub NTB
Sementara itu, jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2023 perkotaan turun sebanyak 0,5 ribu orang, dari 384 ribu orang pada September 2022 menjadi 383 ribu orang pada bulan Maret 2023.
Pengamat ekonomi dari Universitas Mataram, Dr. Iwan Harsono menyarankan, pihak pemerintah dan elemen masyarakat perlu bekerja sama untuk mengantisipasi fenomena ini. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menguatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pada sektor pertanian.
“Persoalan utama yang dihadapi oleh petani ialah tingkat kemiskinan pada petani lumayan tinggi. Saat mereka butuh sarana produksi dalam melakukan penanaman, harganya selalu meningkat,” jelasnya, pada kanal YouTube RRI Mataram, Sabtu, 12 Agustus 2023.