“Kalau kita dianggap elektabilitas rendah buat apa di goyang-goyang, tidak ada satu partai pun yang digoyang-goyang dari 18 partai kecuali pohon beringin,” ungkapnya.
Selain masih tingginya elektabilitas Partai Golkar, Airlangga menganggap wacana Munaslub sebagai cambukan untuk memperkuat kembali konsolidasi partai yang merupakan salah satu partai papan atas di Indonesia.
“Karena akarnya kokoh, dikasih angin yang kencang,” ujarnya.
Bahkan menurutnya, wacana untuk mendongkel kepemimpinannya merupakan hal yang biasa sebagai partai yang demokratis.
“Kalau riak itu karena Partai Golkar adalah partai yang demokratis, riak-riak itu sesuatu yang biasa, yang tidak biasa itu menggunakan mekanisme di luar dari mekanisme yang ada di dalam partai,” tandasnya. (ADH)
Baca Juga :
