Politisi Demokrat Sindir Pejabat soal Kerusakan Lingkungan Picu Banjir dan Longsor di Sumut
Mataram (NTBSatu) – Politisi Partai Demokrat, Jansen Sitindaon melontarkan kritik keras kepada para pejabat yang memegang kendali kebijakan lingkungan di Sumatra Utara (Sumut). Kemarahannya muncul setelah banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra dan menimpa sebagian besar rumahnya.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @jansensitindaon, ia menunjukkan kondisi kediamannya yang terendam banjir. Peristiwa itu membuat Jansen buka suara, mengenai penyebab utama bencana yang terus menghantui Sumut setiap musim hujan.
Jansen menyampaikan harapan agar seluruh politisi, pejabat, hingga aparat penegak hukum merasakan langsung dampak bencana yang selama ini menyulitkan masyarakat. Ia ingin pihak yang bertanggung jawab atas kebijakan lingkungan benar-benar memahami kesengsaraan warga.
“Semoga seluruh politisi, pejabat dan penegak hukum di Sumut saat ini rumah, tanah atau hartanya terkena bencana dan banjir ini. Saya sudah kena. Rumah kami sudah tenggelam. Harta benda kami sudah kena,” tulis Jansen mengutip Instagram @jansensitindaon, Senin, 1 Desember 2025.
Menurutnya, pengalaman langsung akan memicu kesadaran bersama untuk merumuskan kebijakan lingkungan yang lebih tegas. “Biar timbul kesadaran kita bersama untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Ungkap Penyebab Banjir dan Longsor
Jansen menyoroti penyebab utama banjir dan longsor yang semakin parah. Ia menegaskan, persoalan lingkungan muncul akibat tindakan politisi, pejabat, serta penegak hukum yang mengabaikan kerusakan alam.
“Penyebab utama banjir dan bencana ini adalah kita semua politisi, pejabat dan penegak hukum yang ada di Sumut dan/atau pejabat atau politisi yang berasal dari Sumut yang saat ini ada di pusat,” ungkapnya.
Ia menuding, para pemilik kewenangan membuka ruang bagi perusakan hutan melalui pemberian izin penebangan serta berbagai bentuk pembiaran. Tindakan itu, menurutnya, berlangsung selama bertahun-tahun tanpa upaya pengawasan yang kuat.
“Hujan berhari-hari itu memang turunnya dari langit, namun batang-batang pohon yang terbawa air dan gundulnya hutan itu tangan manusia yang membuatnya, bukan dari langit,” tegasnya.
Setelah bencana meluas, Jansen mendorong para pimpinan partai politik, gubernur, bupati, dan wali kota untuk menyusun ulang arah pembangunan yang aman bagi lingkungan. Ia menekankan, pentingnya penghentian kerusakan hutan agar bencana tidak terus menghantam Sumatra Utara.
Pada bagian akhir pernyataannya, Jansen meminta seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan kebijakan untuk bertanggung jawab. Ia menegaskan, para pejabat wajib meminta maaf kepada masyarakat Sumut atas dampak yang muncul akibat kebijakan yang mengabaikan keselamatan lingkungan. (*)



