“Ditambah lagi, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa sampai Nusa Tenggara pada musim kemarau mempengaruhi terjadinya suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak ada uap air dan air yang mengakibatkan energi radiasi yang dilepaskan oleh Bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer,” kata BMKG.
Sehingga udara dekat permukaan Bumi, lanjut BMKG, terasa lebih dingin jadinya. “Terutama pada malam hingga pagi hari, walaupun matahari telah terbit tinggi,” tambahnya.
Baca Juga:
- Kunker ke Surabaya, Komisi III DPRD NTB Nilai Perubahan Perda Penyertaan Modal Mendesak
- Diskursus Vol VI Overact Theatre, Menguak Sejarah Teater Kamar Indonesia
- Perjalanan Kepemilikan ANTV yang Kini Lakukan PHK Massal
- Sebelum Gubernur Terpilih Dilantik, Hassanudin akan Dievaluasi Kemendagri 9 Januari 2025
BMKG juga menyebut, cuaca dingin yang terjadi setiap tahun ini dapat menyebabkan wilayah pegunungan, seperti Dataran Tinggi Dieng mengalami embun es (embun upas).
“Embun es tersebut kerap disalahartikan sebagai salju oleh sebagian orang,” tutup BMKG. (JEF)