Allah memerintahkan mereka berdua untuk memberi persembahan terbaik. Qabil sebagai seorang petani memberikan hasil panen yang buruk. Ia pamrih dan hanya ingin hasil yang instan tanpa meningkatkan ketakwaan pada dirinya.
Sementara saudaranya, Qabil seorang pengembala mempersembahkan domba jantan spesial, lalu pasrah terhadap keputusan Allah. Finalnya, Allah menerima kurban Qabil, sementara kurban Habil ditolak.
Menurut tafsir Ibnu Abbas, Allah memelihara domba dari Qabil di surga untuk diturunkan kembali menggantikan Nabi Ismail saat ayahnya hendak menyembelihnya. Tak lama setelah peristiwa tersebut, Allah menurunkan wahyu perintah berkurban di zaman Nabi Ibrahim.
3. Ada bacaan niat untuk kurban
Sebelum melaksanakan ibadah, ada baiknya umat Islam mengucapkan lafaz niat terlebih dahulu. Niatnya dapat diucapkan di dalam hati. Bacaan niat untuk kurban dan artinya sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ يَا كَرِيْمُ
Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm
Baca Juga:
- Interpelasi DAK 2024: Jalan Terjal Fraksi Pengusul, Tanda Tanya Publik untuk Kubu Penolak
- Lima Siswa SD di Lombok Tengah Diduga Keracunan MBG
- Sesalkan Pernyataan Prof. Asikin, Maman: Audit Investigasi Dulu, Jangan Langsung Bicara Pansel
- Dibantai 6-0 di Liga 4 Nasional, Persidom Dompu Diolok-olok Netizen
Artinya: “Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku.”
4. Boleh menyembelih sendiri, asalkan mampu
Para pekurban dapat menyembelih hewan kurbannya sendiri, asalkan mampu melakukannya. Hal ini termasuk sunnah kurban yang dijalankan Rasulullah. Kendati demikian, inilah sunnah lain yang Rasulullah lakukan sebelum dan saat hari raya Idul Adha:
Tidak memotong rambut dan kuku hingga kurban disembelih.Membaca bismillah sebelum menyembelih kurban setelah shalat Idul Adha