Mataram (NTB Satu) – Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini berdampak pada berbagai profesi yang pada akhirnya akan digantikan oleh teknologi tersebut.
Pada dasarnya, AI dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia dengan meniru kecerdasan manusia. Hal itu kemudian dimodelkan ke dalam mesin serta diprogram agar bisa berpikir.
Menurut Tech Target, secara umum sistem AI bekerja dengan cara menyerap sejumlah besar data pelatihan. Data itu kemudian dianalisa dan dikembangkan sehingga bisa digunakan membuat prediksi untuk tugas selanjutnya.
Insider melaporkan sekitar 10 profesi berisiko punah dan akan digantikan oleh AI, dikutip Minggu, 30 April 2023.
1. Profesi Teknologi (Coding, Computer Programmer, Software Engineer, Data Analis)
Tools AI diprediksi akan menggantikan pekerjaan tersebut, salah satunya dengan ChatGPT. Teknologi tersebut disebut dapat menghitung angka dengan akurasi relatif.
ChatGPT bisa menghasilkan kode dengan lebih cepat dari manusia. Artinya, pekerjaan bisa selesai dengan lebih sedikit orang.
2. Pekerjaan Media (Iklan, Pembuat Konten, Penulis Teknis, Jurnalis)
Pekerjaan lainnya yang akan hilang adalah yang ada di industri media. AI punya kemampuan untuk membaca, menulis, dan memahami data berbasis teks dengan baik.
“Menganalisa dan menginterpretasikan sejumlah data dan informasi berbasis bahasa adalah keterampilan yang diharapkan dapat ditingkatkan oleh teknologi AI generatif,” kata Anu Madgavlar dari McKinsey Global Institute.
3. Industri Hukum (Paralegal, Asisten Legal)
Peranan berorientasi pada bahasa seperti di industri hukum rentan pada otomatisasi. Namun memang tidak sepenuhnya akan pekerjaan dikendalikan mesin.
“Ini hampir seperti peningkatan produktivitas yang mungkin didapat beberapa pekerjaan ini, sebab bisa menggunakan tools yang bisa melakukan dengan lebih baik,” jelas Madgavkar.
4. Analis Riset Market
Mark Muro dari Brookings Institute yang juga meneliti dampak AI pada pekerja Amerika. Ia mengatakan teknologi itu bisa menganalisa data dan memprediksi hasil. Karena itu, analis riset market akan rentan terhapus di masa depan.
AI bisa menggantikan pekerjaan analis riset market seperti mengumpulkan data, identifikasi tren pada data, hingga menemukan kampanye pemasaran yang efektif.
5. Guru
Di masa depan, guru mungkin bukan lagi seorang manusia melainkan komputer dengan teknologi AI. ChatGPT sudah dapat dengan mudah bekerja di dalam kelas, kata Pengcheng Shi, dekan di departemen komputasi dan ilmu informasi Rochester Institute of Technology.
“Meski ada bug dan ketidakakuratan dalam hal pengetahuan, ini bisa dengan mudah diperbaiki. Pada dasarnya Anda hanya perlu melatih ChatGPT,” jelasnya.
6. Pekerjaan Keuangan (Analis Keuangan, Penasihat Keuangan Pribadi)
Analis hingga penasihat keuangan juga jadi pekerjaan yang terancam. Muro mengatakan AI bisa mengidentifikasi tren pasar, menyoroti investasi pada portofolio yang lebih baik atau buruk.
“AI bisa menggunakan berbagai bentuk data lainnya untuk memperkirakan campuran investasi yang lebih baik,” ucapnya.
7. Trader
Pencheng Shi juga mengatakan peranan Wall Street tertentu akan terancam. Investasi bisa menggunakan AI untuk melakukan pemodelan tertentu.
8. Desain Grafis
Pada Harvard Business Review bulan Desember, tiga profesor menyatakan Dall-E sebagai ancaman bagi industri desain grafis. Dall-E adalah alat AI yang bisa menghasilkan gambar secara cepat
9. Akuntan
Brett Caraway dari Universitas Toronto mengatakan tenaga kerja intelektual bisa terancam dengan keberadaan AI. Selain pengacara, ada juga akuntan yang digantikan oleh mesin.
10. Layanan Konsumen
Chatbot sudah mulai dipekerjakan untuk menelepon atau mengobrol dengan layanan konsumen. Studi tahun 2022 dari perusahaan riset teknologi Gartner memperkirakan chatbot akan mendominasi 25 persen saluran tersebut pada 2027 mendatang. (RZK)