Daerah NTB

Waduh, Ribuan Koperasi di NTB Tinggal Papan Nama

Mataram (NTB Satu) – Jumlah koperasi yang tidak aktif terus bertambah. Data tahun 2022, sebanyak 2.263 koperasi di NTB tidak aktif alias tinggal papan nama.

Total ada sebanyak 4.667 unit koperasi di Provinsi NTB, terdiri dari koperasi aktif sebanyak 2.404 unit, dan tidak aktif 2.263.

“Hampir 50 persen koperasi kita di NTB tidak aktif,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, Ahmad Masyhuri di ruang kerjanya, Kamis 2 Maret 2023.

Dari seluruh koperasi ini, total modal yang dikelola dari modal sendiri sebesar Rp1,4 triliun lebih. Modal dari luar koperasi Rp767,7 miliar lebih. Dengan volume usaha senilai Rp1,3 triliun lebih dan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp106,4 miliar lebih.

Jumlah anggota koperasi mencapai 217.413 orang, baik koperasi yang aktif maupun tak aktif. Jumlah manajer sebanyak 230 orang, dan jumlah karyawan 1.977 orang.

Dari jumlah koperasi yang tidak aktif ini, sebarannya sebanyak 345 koperasi di Kabupaten Lombok Barat, 385 koperasi di Kabupaten Lombok Tengah, 297 koperasi di Kabupaten Lombok Timur, 86 koperasi di Kabupaten Sumbawa.

192 koperasi di Kabupaten Dompu, 84 koperasi di Kabupaten Bima, 164 koperasi di Kabupaten Sumbawa Barat, 42 koperasi di Kabupaten Lombok Utara, 435 koperasi di Kota Mataram, 111 koperasi di Kota Bima dan 112 koperasi binaan provinsi.

Koperasi yang tidak aktif ini kategorinya minimal tidak melakukan Rapat Akhir Tahun (RAT) selama dua tahun (dua kali) berturut-turut. Tahun 2022 lalu ada sebanyak 1.200 koperasi di Provinsi NTB tidak melakukan RAT.

“Karena itu, koperasi-koperasi yang tidak RAT ini kita harapkan segera melakukan RAT. Peran kita bersama mengingatkannya. Kalau memang tidak tahu caranya pembukuan, di situ juga peran pendamping koperasi,” jelas kepala dinas.

Jika tidak, maka koperasinya bisa diusulkan dibubarkan. Namun pilihan membubarkan koperasi ini adalah pilihan paling akhir. Dan harus dipastikan, koperasi tidak memiliki tanggungan beban (hutang) kepada pihak-pihak lain.

“Karena itu, kita masih mengharapkan koperasi-koperasi yang ada ini untuk hidup kembali. Kita maklumi, koperasi-koperasi yang tidak RAT dalam dua tahun terakhir karena Pandemi Covid-19. Semoga bisa bangkit lagi,” imbuhnya.

Berkoperasi ini menjadi sangat penting, karena koperasi adalah tulang punggung perekonomian. Untuk itu, koperasi – koperasi yang tidak aktif ini dalam evaluasi. Apakah memungkinkan didorong aktif kembali, atau sebaliknya. (ABG)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button