Daerah NTBEkonomi Bisnis

PHK Menghantui Pekerja BATA Usai Setop Produksi Sepatu

Mataram (NTBSatu) – Ancaman PHK kini menghantui para pekerja PT Sepatu Bata Tbk (BATA) setelah perusahaan menghentikan kegiatan produksi alas kaki. Keputusan ini melanjutkan langkah sebelumnya ketika perusahaan menutup pabrik di Purwakarta.

PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menghentikan operasional pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat, sejak 30 April 2024. Langkah tersebut berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 233 karyawan yang sebelumnya bekerja di fasilitas produksi tersebut.

Proses PHK berlangsung cepat karena pihak manajemen dan serikat pekerja mencapai kesepakatan sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

Corporate Secretary PT Sepatu Bata Tbk, Hatta Tutuko, menjelaskan alasan utama penutupan pabrik Purwakarta. Menurutnya, permintaan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan pabrik tersebut terus menurun.

“Kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia,” kata Hatta, mengutip Kompas.com, Senin, 13 Oktober 2025.

Tanggapan Kemanaker

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menegaskan belum menerima laporan resmi dari PT Sepatu Bata Tbk terkait penutupan pabrik atau rencana PHK karyawan.

Kemenaker terus memantau perkembangan informasi terkait langkah perusahaan yang menghentikan kegiatan industri alas kaki.

“Hingga saat ini sesuai informasi dari Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan belum ada laporan,” ujar Kepala Biro Humas Kemenaker, Sunardi Manampiar Sinaga, mengutip Kompas.com, Senin, 13 Oktober 2025.

Keputusan menghentikan produksi alas kaki muncul usai PT Sepatu Bata Tbk menggelar RUPSLB pada 25 September 2025.

Selain menetapkan perubahan arah bisnis, RUPSLB juga menyepakati penyusunan ulang seluruh ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan agar selaras dengan keputusan penghapusan usaha tersebut.

Dalam rapat itu, pemegang saham menyetujui pengunduran diri Rajeev Gopalakrishnan dari jabatan Presiden Komisaris, setelah Rajeev mengajukan permohonan resmi pada 25 Juni 2025.

Langkah penghapusan lini bisnis tersebut muncul ketika kondisi keuangan perusahaan masih mengalami tekanan berat. Performa penjualan yang menurun dalam beberapa tahun terakhir membuat perusahaan perlu melakukan penyesuaian strategi bisnis.

Kondisi tersebut memperlihatkan tantangan berat bagi industri sepatu dalam negeri. Para pekerja Bata kini menunggu kejelasan nasib mereka setelah perusahaan sepenuhnya menghentikan produksi alas kaki dan mengubah arah bisnisnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button