Pendidikan

Program Pelajar Pancasila, SMPN 19 Mataram Akui Banyak Perubahan Positif Pada Siswa

Mataram (NTB Satu) – Pelajar Indonesia kedepan diharapkan menjadi pelajar sepanjang hayat atau menjadi individu yang terus mau belajar saat masih sekolah maupun setelah selesai. Harapan tersebut sebagai jawaban atas perkembangan zaman yang begitu cepat dan penuh tantangan.

Menciptakan pelajar sepanjang hayat bukan hal yang mudah, namun harus dimulai dari sekarang agar kedepannya karakter tersebut telah terbentuk dan akan menjadi budaya di masyarakat.

Indonesia sudah mulai mewujudkan konsep pelajar tersebut melalui program Pelajar Pancasila. Pelajar pancasila ini pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

Terdapat enam ciri utama dari pelajar pancasila, yakni Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan Berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Bergotong royong, Mandiri, Bernalar kritis, dan Kreatif. Keenam ciri utama itu dibentuk melalui pembelajaran di masing-masing sekolah.

SMPN 19 Mataram juga mendorong siswanya menjadi pelajar sepanjang hayat dan telah mulai dilakukan. Salah satunya dengan budaya di sekolah.

“Kami mencoba mengubah pola pikir dan meningkatkan disiplin siswa melalui program kegiataan keagamaan, seperti literasi Al-Qur’an dan salat zuhur berjamaah,” ungkap Kepala SMPN 19 Mataram, H. Nasruddin, S.Pd., saat ditemui ntbsatu.com Jumat, 3 Maret 2023.

Kegiataan keagamaan tersebut telah berlangsung sejak 2020 lalu dan masih terusbberlangsung hingga saat ini.

“Manfaat dari program ini sangat kami rasakan, dulu anak-anak di SMPN 19 Mataram mohon maaf sering berkelahi dan Alhamdulillah kami lakukan program ini, sehingga perkelahian yang sering terjadi sudah tidak ada. Disiplin anak meningkat, tingkat kepatuhan dan ketaatan anak terhadap tata tertib juga meningkat,” tambah Nasruddin.

Nasruddin menjelaskan, program literasi Al-Qur’an yang dilaksanakan tersebut rutin setiap hari selama 10 sampai 15 menit sebelum jam pembelajaran dimulai dan dilakukan oleh siswa dan guru.

“Program ini rutin kami lakukan. Jadi anak-anak sendiri yang memimpin pembacaan Al-Qur’an tersebut di setiap kelasnya dan bacaannya seragam, bahkan tahun lalu sudah tamat 30 juz.” Jelas Nasruddin.

Terkait program salat zuhur berjamaah, kata Nasruddin, sebenarnya sama seperti sekolah lainnya tetapi bisa dibilang lebih intensif.

“Programnya bukan sekedar salat berjamaah saja, tetapi kami arahkan anak-anak agar menjadi kebiasaan baik buat mereka sehingga apa yang kami harapkan yaitu anak yang memiliki akhlak baik, memahami ajaran agama, dan dapat menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari bisa tercapai,” ujar Nasruddin.

Wakil Kepala SMPN 19 Mataram Bidang Kehumasan, Ali Sukanta, S.Pd., menyampaikan kedua program yang dilakukan sekolahnya tersebut mendapat respons positif dari para orang tua bahkan sampai meminta waktu programnya ditambah.

“Alhamdulillah kegiatan keagamaan yang kami lakukan disambut positif oleh wali murid. Mereka menitipkan kalau bisa setelah salat zuhur berjamaah anak-anaknya diajak literasi Al-Qur’an lagi sehingga dilaksanakan 2 kali sehari dan mereka senang walaupun jam pulang anak mundur menjadi jam 2 siang,” ungkap Ali. (JEF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button