Trending

2.000 Orang Meninggal, Apa yang Menyebabkan Gempa Turki Begitu Mematikan?

Mataram (NTB Satu) – Terhitung lebih dari 2.000 orang meninggal dan ribuan orang terluka akibat gempa besar yang melanda Turki Tenggara, dekat perbatasan Suriah pada Senin, 6 Februari 2023 kemarin.

Lalu kenapa gempa bumi tersebut begitu mematikan?

Gempa besar dengan magnitudo 7,8 itu terjadi pada Senin dini hari dan menyebabkan kerusakan bangunan parah pada patahan sepanjang 100 kilometer yang pecah.

Menurut Kepala Institut Pengurangan Resiko dan Bencana di University College London, Prof Joanna Faure Walker, dari gempa bumi paling mematikan di mana pun, hanya dua dalam 10 tahun terakhir yang besarnya setara, dan empat dalam 10 tahun sebelumnya.

Tetapi bukan hanya kekuatan gempa yang menyebabkan kehancuran. Namun juga bencana itu terjadi pada waktu dini hari, ketika orang-orang sedang berada di dalam rumah dan tertidur.

Selain itu, menurut Pembaca Vulkanologi dan Komunikasi Resiko di University of Portsmouth, Dr. Carmen Solana, kualitas bangunan juga menjadi salah satu faktor paling menentukan.

“Sayangnya, infrastruktur yang resisten tidak merata di Turki Selatan dan khususnya Suriah, jadi penyelamatan nyawa saat ini bergantung pada penanganan. 24 jam berikutnya akan sangat krusial untuk menemukan korban selamat. Setelah 48 jam jumlah korban yang selamat sangat berkurang,” ujar Solana, dikutip dari BBC, Selasa, 7 Februari 2023.

Kemudian, di wilayah tersebut tidak pernah terjadi gempa besar selama lebih dari dari 200 tahun dan tidak ada tanda peringatan apapun, sehingga tingkat kesiapsiagaan akan lebih rendah dibandingkan daerah yang lebih terbiasa menghadapi gempa.

Apa Penyebab Terjadinya Gempa di Turki?

Kerak bumi terdiri dari bagian-bagian terpisah yang disebut lempeng, dengan posisi bersebelahan satu sama lain. Lempeng-lempeng itu sering kali bergerak tetapi dicegah oleh lempeng yang berada disebelahnya. Namun terkadang, tekanan meningkat hingga salah satu lempeng tiba-tiba menyentak dan menyebabkan permukaannya bergerak.

Dalam hal ini lempeng Arab yang bergerak ke utara dan bergesekan dengan lempeng Anatolia. Gesekan dari dua lempeng tersebut berimbas pada gempa bumi yang sangat merusak pada saat ini dan di masa lalu. Pada tanggal 13 Agustus 1822, gesekan tersebut menyebabkan gempa bermagnitudo 7,4. (RZK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button