Daerah NTB

TPID NTB Waspadai Inflasi Saat WSBK dan Ramadhan

Mataram (NTB Satu) –Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB mewaspadai potensi tingginya inflasi di bulan Ramadhan dan saat digelarnya event World Superbike (WSBK) Mandalika bulan Maret mendatang.

TPID mewaspadai inflasi di Maret – April mendatang karena melihat tingginya inflasi di momentum Natal dan Tahun Baru di Bulan Desember 2022.

Dimana inflasi year on year (y-on-y) gabungan dua lota (Kota Mataram dan Kota Bima) sebesar 6,23 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,97 pada Bulan Desember 2021 menjadi 112,57 pada Bulan Desember 2022. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,51 persen.

Sekda NTB yang juga Ketua TPID NTB H.Lalu Gita Ariadi mengatakan, di momentum hari-hari besar keagamaan, permintaan barang meningkat. Di bulan Maret mendatang, selain dimulainya puasa Ramadhan juga ada pelaksanaan Hari Raya Nyepi umat Hindu. Sehingga pasokan atau distribusi barang dan bahan pangan masyarakat harus dipastikan lancar dan stabil.

“Ini rawan, harus diantisipasi oleh TPID. Biasanya di Desember terjadi slow down, di hari- hari berikutnya bisa rawan. Kita langsung berhadapan dengan momentum yang rentan terjadinya inflasi,” kata H.Lalu Gita Ariadi, Selasa 10 Januari 2023.

Ia mengatakan, cuaca ekstrem juga sering menyumbang inflasi di daerah karena mempengaruhi produksi pangan. Namun diharapkan cuaca ekstrem ini tak berkelanjutan, sehingga tingkat inflasi bisa terjaga dengan baik.

Salah satu upaya untuk menekan laju inflasi kata Gita yaitu dengan menggelar Operasi Pasar untuk kebutuhan pokok seperti beras. Bulog Divre NTB juga dinilai rutin mengadakan Operasi Pasar agar harga beras stabil dan tak berkontribusi terhadap inflasi.

Sebelumnya Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Heru Saptaji mengatakan, inflasi secara umum mulai mengalami penurunan meskipun masih relatif tinggi sehingga masih perlu terus dicermati.

Inflasi inti 2022 tetap terjaga rendah sebesar 3,27 persen (yoy), Inflasi pangan 2022 juga lebih terkendali sebesar 5,93 persen (yoy) seiring dengan hasil sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi melalui berbagai kegiatan TPID dan GNPIP. Sementara itu, kenaikan inflasi administrated price juga tidak setinggi yang diprakirakan sebelumnya, menjadi 16,89 persen (yoy).(ZSF)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button