Mataram (NTB Satu) – Hujan lebat disertai angin kencang dan naiknya gelombang air laut pada Jumat, 23 Desember 2022 membuat 9 kilometer pesisir pantai Kota Mataram terkena abrasi.
Warga yang terdampak maupun yang rawan terdampak abrasi meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram membuatkan tanggul secepatnya sebagai solusi sementara.
“Yang kita butuhkan sekarang ini tanggul, karena kita khawatir kalau sampai air laut naik lagi,” ujar Masnun dan Inaq Rah, warga Pondok Kapur di wilayah Pantai Mapak.
Selain itu, warga wilayah Pantai Gading juga menyampaikan hal serupa agar dibuatkan tanggul segera, ataupun solusi-solusi lainnya yang bersifat mendesak.
Menanggapi hal itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kota Mataram, Mahfudin Noor menyampaikan pihaknya akan segara melakukan penanganan.
“Saat ini kami sedang merancang mitigasi semi permanen yaitu dengan pemasangan beronjong,” ujar Mahfudin.
Tanggul berupa beronjong ini akan dipasang, terutama pada titik-titik yang berpotensi digenangi air laut. Terkait jumlah, disebutkan akan dipasang 4.000 lembar beronjong.
Saat ini, ada 103 kepala keluarga (KK) yang terdampak cuaca buruk di Kota Mataram. Kemudian setelah dilakukan perhitungan, nominal kerugian materi yang dialami warga mencapai Rp400 juta, baik dari kerusakan ringan maupun rusak berat.
Sementara, warga terdampak dievakuasi ke rumah-rumah keluarga dan rumah ibadah terdekat untuk menghindari dampak dan resiko kejadian susulan.
Disinggung soal kapan beronjong tersebut akan dimulai dipasang, Mahfudin menegaskan sesegera mungkin. (RZK)