Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Mataram mengadopsi sistem pengolahan sampah negara Singapura untuk mengatasi masalah persampahan di Ibukota Provinsi NTB ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi mengatakan, solusi tersebut dengan dibentuknya Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern di Kebon Talo, Ampenan.
“Rencananya, awal tahun mulai pembangunan. Lahannya seluas 1 hektare. Kementerian PUPR juga sudah survei lokasi kemarin,” ujar Denny, Rabu, 7 Agustus 2024.
Rancangan TPST Kebon Talo itu akan berbentuk termal dengan sistem pembakaran sampah secara langsung. Hal ini merupakan adopsi dari sistem pengolahan sampah Singapura, dengan semua sampah akan melalui proses pembakaran. Sehingga, tidak lagi menyisakan material dalam ukuran besar.
Terlebih lagi, mengingat volume sampah Kota Mataram selalu meningkat dari waktu ke waktu. Sistem ini merupakan jawaban dari permasalahan tersebut.
“TPST ini menampung sekitar 100 sampah per hari, bisa bertambah hingga 120 to per harinya. Jadi, jangka waktu 20 tahun ke depan itu masih aman sampah di Kota Mataram,” ungkap Denny.
Terkait dengan target penyelesaiannya, ia belum mengetahui secara pasti. Sebab, hal tersebut masih menjadi kewenangan pusat.
Sementara, untuk anggarannya sendiri, DLH Kota Mataram sudah mengajukan sebesar Rp100 miliar. Namun jumlah tersebut belum final.
“Kami ajukan sekitar Rp100 miliar. Anggaran itu masih tahap evaluasi,” tandas Denny. (*)