Daerah NTB

Potensi Hasil Hutan Cukup Tinggi, Seharusnya Tidak ada Kemiskinan di Lingkar Hutan

Mataram (NTB Satu) – Potensi sumber-sumber ekonomi di lingkar kawasan hutan sesungguhnya cukup besar. Seyogyanya, lingkar kawasan hutan juga bukan pula jadi kantong kemiskinan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB, Julmansyah melalui Kepala Bidang Planologi dan Pemanfaatan Hutan, Burhan, SP.,MM mengemukakan, orang yang tinggal di lingkar kawasan hutan memiliki sumber penghasilan yang cukup besar. Bahkan hanya dengan memiliki sebatang pohon buah, misalnya durian, kelengkeng, atau pohon bernilai ekonomi tinggi lainnya.

IKLAN

Burhan menegaskan, potensi hasil kehutanan cukup besar, hanya saja saat ini bagaimana upaya massif meyakinkan masyarakat di lingkar hutan untuk dibuat “beriman”. Artinya, masyarakat bisa meyakini bahwa tanaman di hutan adalah investasi masa depan.

“Sudah banyak masyarakat lingkar hutan yang mengoptimalkan potensi ekonomi ini, terutama di Pulau Lombok. Kalau di Pulau Sumbawa, Bima dan Dompu utamanya, masyarakatnya memang harus terus disadarkan. Dan saya ndak tahu, kenapa masyarakat lingkar kawasan hutan dikategorikan miskin,” imbuhnya.

Karena besarnya potensi kawasan hutan ini, Pemprov NTB terus mengajak pemerintah desa untuk berinvestasi. Mengalokasikan anggaran desanya berinvestasi di sektor kehutanan.

Investasi yang dimaksudkan yaitu, misalnya untuk menumbuhkan sebatang pohon durian musang king dengan sistem sambung pucuk.

IKLAN

Menggunakan batang durian biasa, kemudian dipucuknya disambung dengan durian musang king, dalam tiga tahun sudah dapat menghasilkan.

“Biaya entries satu pohon musang king Rp75.000. kalau dikembangkan 1.000 pohon, hanya butuh Rp75 juta investasi. Tunggu tiga tahun kedepan, seribu batang ini bisa menghasilkan diatas Rp1 miliar setahun. Hasilnya ril, dan kembali ke desa,” katanya.

Tidak hanya durian, investasi di sektor kehutanan ini bisa juga dengan pohon lain seperti kopi. Desa hanya berinvestasi sekali, hasilnya bisa didapat dalam jangka panjang, dan biayanya minim. Masyarakat juga akan mendapat manfaat lahannya lestari.

“Inilah yang terus kita ajak masyarakat untuk benar-benar mengelola potensi besar ini dengan sebaik-baiknya,” demikian Burhan.(ABG)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button