Pengamat: Harga Beras Naik Bisa Picu Meningkatnya Angka Kemiskinan di NTB
Mataram (NTBSatu) – Harga beras di NTB kian meroket. Saat ini kondisinya, berada pada posisi Rp14.500 hingga Rp16.500 per kilogram untuk beras medium. Sementara, beras premium sebesar Rp15.000 hingga Rp17.500 per kilogram.
Harga tersebut telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp10.900 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900 per kilogram untuk beras premium.
Naiknya harga beras di NTB ini, perlu menjadi atensi khusus Pemprov. Sebab, dapat memicu meningkatnya laju angka kemiskinan.
“Tentu akan memicu, karena beras ini merupakan kebutuhan pokok. Sehingga, dengan harganya yang naik, berarti ada tambahan pengeluaran dari masyarakat,” ungkap Pengamat Ekonomi Universitas Mataram (Unram), Dr. M. Firmansyah, ketika dihubungi wartawan, Senin, 26 Februari 2024.
Berita Terkini:
- Pemkab Sumbawa Matangkan Master Plan Dermaga Limung, Pembangunan Tunggu Lampu Hijau Pusat
- Pemkab Sumbawa Pastikan Tidak Ada Tenaga Honorer 2026
- KPK Beri Pengusaha Tambak Udang Lombok Timur Tenggat Waktu hingga April 2026 Perbaiki IPAL
- Ferry Irwandi Respons Sentilan Anggota DPR RI soal Donasi Rp10 Miliar: Saya Tidak Marah dan Kesal
Ketika ada tambahan pengeluaran untuk membeli beras, lanjutnya, maka masyarakat akan mengurangi porsi belanja kebutuhan lainnya.
“Ini yang akan memicu, karena kemiskinan itu salah satu yang dilihat adalah kapasitas belanja masyarakat. Jadi kemampuan uang untuk belanja nilainya berkurang, karena harga yang tinggi,” jelas Firmansyah.



