Mataram (NTB Satu) – Inflasi di NTB mencapai angka 6,58 persen. Capaian tersebut diketahui lebih besar dari angka inflasi nasional, yakni 4,9 persen.
Kepala Biro Ekonomi Sekretariat Daerah NTB, Wirajaya Kusuma mengatakan, angka inflasi NTB yang lebih besar dari capaian nasional belum masuk ke dalam taraf mengkhawatirkan. Menurut Wirajaya, laju inflasi akan terus meningkat.
“Sesuai dengan hasil rapat bersama yang dipimpin Mendagri, peningkatan inflasi bukan hanya terjadi Indonesia,” ujar Wirajaya, Senin, 5 September 2022.
Dalam membendung laju inflasi, Pemerintah Provinsi NTB bersama dengan sepuluh kota dan kabupaten bakal menyiapkan pasar murah di masing-masing daerah.
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun, sehingga standar hidup masyarakat juga akan turun. Akibatnya akan mengakibatkan semua orang terutama yang miskin akan bertambah miskin.
Pemerintah Provinsi NTB bakal mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk menghelat operasi pasar murah di tiap-tiap pasar tradisional di NTB.
“Kami telah minta Tim Pengendalian Inflasi Daerah untuk kendalikan kebutuhan-kebutuhan pangan strategis yang dapt memicu laju inflasi, seperti gula, minyak, cabai, dan telur,” papar Wirajaya.
Sampai saat ini, Wirajaya dan tim telah mengawasi harga bahan pokok di tiap-tiap sektor distribusi di Kota Mataram. Kemudian, Wirajaya juga menyarankan agar strategi tersebut turut dicontoh oleh masing-masing pemerintah kota dan kabupaten lainnya untuk menekan laju inflasi.
“Selain itu, kami juga minta untuk buat operasi pasar murah. Mulai dari tingkat kecamatan. Kami pun telah meminta agar organisasi perangkat daerah terkait juga ikut memantau kenaikan harga,” pungkas Wirajaya. (GSR)