Daerah NTB

Ekonomi Tumbuh, NTB Harus Terhindar dari Jebakan Inflasi

Mataram (NTB Satu) – Ekonomi NTB pada triwulan II 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,04 persen daripada triwulan sebelumnya. Hal tersebut, sesuai dengan laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Selain itu, lapangan usaha penyedia akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 34,97 persen.

Menanggapi hal tersebut, pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram (Unram), Dr. M. Firmansyah mengatakan, tumbuhnya perekonomian NTB di tengah situasi perekonomian dunia yang mengkhawatirkan telah memunculkan optimisme bahwa ekonomi NTB terhindar dari jebakan stagflasi. Stagflasi merupakan situasi inflasi tinggi dan kontraksi yang terjadi secara bersamaan serta dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.

“Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, harus tetap dijaga, yakni sektor potensial yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujar Firmansyah kepada NTB Satu, Jumat, 5 Agustus 2022.

Sektor pertanian dan industri perdagangan atau yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak diharapkan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurut Firmansyah, yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah stabilnya stok dan harga logistik. Pasalnya, logistik cenderung terganggu oleh komponen transportasi yang mengalami kenaikan, seperti harga tiket pesawat yang hingga saat ini belum kunjung mengalami penurunan.

“Saya khawatir kenaikan harga transportasi tersebut dapat mengganggu pertumbuhan yang sudah ada. Apalagi, terdapat sejumlah perhelatan yang bakal diselenggarakan di NTB terancam tidak jadi diadakan lantaran kenaikan harga tiket ini,” papar Firmansyah.

Lebih lanjut, Firmansyah menerangkan bahwa harga-harga komoditas harus terkontrol. Inflasi tidak boleh tumbuh terlampau tinggi lantaran harga kebutuhan masyarakat yang melonjak. Hal tersebut akan membuat pertumbuhan ekonomi menjadi tidak berkualitas.

“Masalah inflasi harus diselesaikan, sebab apabila inflasi melebihi pertumbuhan ekonomi, maka itu tidak akan ada artinya. Pertumbuhan ekonomi bisa termakan oleh pertumbuhan inflasi,” terang Firmansyah

Laporan BPS menyebutkan, pada bulan Juli 2022, inflasi Gabungan Dua Kota (Kota Mataram dan Kota Bima) sebesar 1,24 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 110,64 pada Bulan Juni 2022 menjadi 112,01 pada Bulan Juli 2022. Angka inflasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,64 persen. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button