Lombok Timur (NTBSatu) – Setelah cukup lama memasuki musim kemarau, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lombok Timur mulai memetakan beberapa wilayah yang menjadi langganan kekeringan pada tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Distan Lombok Timur, Sahri, mengatakan saat ini Indonesia khususnya Lombok Timur sedang memasuki musim kemarau sehingga besar kemungkinan terjadinya kekeringan, apalagi ditambah masih dalam pengaruh El Nino.
“Dalam rangka mengatasi kekeringan itu, tentu kita berupaya tetap dalam pemanfaatan penggunaan sumber-sumber air yang sudah ada,” kata Sahri, Senin, 3 Juni 2024.
Pemanfaatan sumber air itu dikatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan apabila kekeringan tersebut semakin meluas. Sahri mengatakan pihaknya mempunyai pompa air, tetapi di beberapa lokasi sering mengalami minim air untuk dilakukan pemompaan.
Berita Terkini:
- Modest Fashion Mendunia, NTB Siap Jadi Pusat Busana Muslim Syariah Berbasis Budaya Lokal
- Tim Hukum Iqbal-Dinda: Proses Rekomendasi 7 Calon Direksi Bank NTB Syariah Tidak Ada Unsur Pelanggaran
- Pemprov NTB Salurkan Ratusan Hewan Kurban
- Hotman Paris Kritik KPK Soal Surat Edaran Pengusutan Korupsi di BUMN
- Harga Emas Antam Turun, Peluang Menarik untuk Investasi di Tengah Libur Iduladha
“Kalau selebihnya tidak bisa, mau pompa air tapi dari mana? Pompa juga kita hanya ada pada program Perluasan Areal Tanam (PAT). Tapi itu berlakunya untuk daerah tengah dan utara, kalau selatan kan tidak punya sungai-sungai yang mengalir setiap saat,” ungkapnya.
Penggunaan pompa air untuk memenuhi kebutuhan di wilayah selatan terkendala dengan tidak adanya sungai-sungai yang mengalir setiap saat seperti di wilayah tengah dan utara. Sehingga salah satu solusinya adalah pemaksimalan cadangan air yang ada di Bendungan Pandan Dure.
Sementara potensi terjadinya kekeringan serius hingga mengganggu aktivitas pertanian terdapat di wilayah selatan, di antaranya Kecamatan Jerowaru, Keruak, Pringgabaya, dan Sambelia.
“Ini karena faktor iklim, kalau musim kemarau kekeringan, musim hujan kehujanan (kebanjiran). Inilah iklim di Indonesia,” pungkasnya. (MKR)