Mataram (NTBSatu) – Musim kemarau telah tiba. Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram bergerak cepat mengantisipasi potensi krisis air yang dapat mengganggu hasil panen petani.
Upaya ini dilakukan melalui optimalisasi program irigasi perpompaan yang telah digulirkan sejak tahun 2023.
Kepala Distan Kota Mataram, H M Saleh, menjelaskan bahwa program irigasi perpompaan ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat dan telah dipasang di tujuh lokasi, tersebar di tiga kecamatan.
“Tujuh kelompok tani di wilayah tersebut telah menerima manfaat dari program ini,” terangnya.
Saleh menekankan dua kawasan yang menjadi fokus utama program ini, yaitu Sayang-sayang dan Rembiga. Hal tersebut dikarenakan, dua wilayah tersebut diprediksi rawan mengalami kekurangan air selama musim kemarau.
“Di sana sering terjadi perebutan air antara petani dan pembudidaya ikan,” katanya.
Pompa air yang dipasang berfungsi untuk menyedot air dari sumber mata air di sekitar lahan pertanian, sehingga kebutuhan air tercukupi dan petani tidak lagi bergantung pada sumur bor.
Berita Terkini:
- Survei PRESiSI: Elektabilitas Najmul – Kus Jauh Tinggalkan Dua Pesaingnya
- Survei SPIN: Elektabilitas Muchsin Effendi – Junaidi Arif Lewati Najmul – Kus di Pilkada Lombok Utara
- Enam Ekor Sapi Warga di Bima Tersambar Petir, Kerugian Capai Rp30 Juta
- Pengamat Prediksi AQUR akan Menang di Pilkada Kota Mataram
- LIPSUS – Sudah Jatuh Tertimpa Gerbang, Nasib Mahasiswa Tergantung Isvie
“Insyaallah program ini akan membantu menjaga stabilitas hasil panen padi di Kota Mataram, dengan target panen dua kali setahun. Bahkan per hektare, panen bisa mencapai 8-10 ton,” ungkapnya.
Produksi hasil panen per hektare di Kota Mataram menjadi yang tertinggi jika dibandingkan daerah lain di NTB.
“Bukan hanya dipengaruhi oleh lancarnya pengairan, tetapi juga faktor lain seperti kesuburan tanah dan pendampingan dari penyuluh pertanian,” jelasnya.
Secara terpisah, salah satu petani di wilayah Rembiga, Solihin mengatakan sudah menikmati hasil dari program irigasi perpompaan tersebut.
Solihin mengatakan, petani saat ini tidak perlu bingung dan kerepotan dengan pengairan lagi, dan tidak khawatir dengan musim kemarau.
Selain Solihin, salah satu warga Sayang-sayang, Rino, mengaku juga terbantu dengan program ini.
“Dulu, saat kemarau, kami sering kesulitan air. Tapi sekarang, dengan pompa air, panen padi kami jadi lebih lancar,” tuturnya.
Rino berharap program ini dapat terus berlanjut dan diperluas jangkauannya, sehingga lebih banyak petani yang dapat merasakan manfaatnya. (WIL)