Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Pertanian akan menerjunkan 42 anggota tim pemeriksa kesehatan hewan kurban ke enam kecamatan di Kota Mataram pada awal Juni 2024.
Hal ini dilakukan untuk memastikan hewan kurban yang dijual dan dipotong pada Hari Raya Idul Adha 1445 H aman dan sehat bagi masyarakat.
“Tim kesehatan hewan kami akan mulai turun awal Juni ini untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban, baik di tingkat pedagang maupun saat pemotongan,” jelas Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Mataram Hj. Baiq Raihul Jannah.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit pada hewan kurban, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Penyakit Kulit Berbenjol / Lumpy Skin Disease (LSD), dan Peste des Petits Ruminants (PPR).
“Fokus pemeriksaan kami adalah pada mata, mulut, dan kaki hewan. Kami juga akan memeriksa tanda-tanda penyakit lain seperti batuk pilek dan bulu kusam,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hj. Baiq Raihul mengimbau masyarakat untuk teliti dalam memilih hewan kurban.
Berita Terkini:
- Minus di Awal 2025, Ekonomi NTB Masuk Dua Terbawah Nasional
- Kasus Event Lombok Sumbawa Motocross Tersendat di Inspektorat
- Mengenal Jenis-jenis Koperasi Merah Putih Berdasarkan Model Bisnisnya
- Saingi Gorontalo, Mataram Urutan Kedua Kota Paling Maju di Luar Jawa
- Warga Pondok Prasi Geruduk Kantor Wali Kota Mataram, Protes Dugaan Perampasan Lahan
“Pastikan hewan yang dibeli aktif bergerak, memiliki nafsu makan baik, dan bulu tidak kusam. Untuk sapi, perhatikan hidung basah, mata bersinar, serta mulut, hidung, dan rektum atau anus yang bersih,” tuturnya.
Pedagang hewan kurban di Mataram sangat senang mendengar kabar baik dari Pemkot Mataram ini.
“Pemeriksaan kesehatan hewan kurban ini sangat penting untuk memastikan hewan yang dijual aman dan sehat bagi masyarakat,” kata salah satu pedagang hewan kurban di Mataram, Sofian
Namun, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan pemeriksaan dari dinas terkait.
“Masyarakat harus tetap teliti dalam memilih hewan kurban. Perhatikan kesehatan fisik hewan dan tanyakan kepada pedagang tentang asal usul hewan tersebut,” ujarnya. (WIL)