Mataram (NTB Satu) – Setelah beralihnya status pandemi Covid 19 menjadi endemi, tingkat okupansi hotel sudah berangsur membaik sepanjang 2023.
Menurut Ketua Asosiasi Hotel Mataram, I Made Adiyasa mengatakan industri perhotelan mulai sedikit tersenyum lega karena tingkat keterisiannya mulai naik.
“Selama pandemi kemarin Industri ini benar – benar terjun bebas. Namanya hotel kan padat modal, padat karya ditambah ada Covid 19 kemarin jadi padat masalah,” ungkapnya.
Made mengungkapkan munculnya tren staycation telah membuat industri hotel pelan-pelan bangkit. Hal ini dapat menggerakkan roda perekonomian lokal. Meski terbilang masih naik dan turun, secara keseluruhan angkanya membaik.
“Rata-rata pas weekend (Sabtu Minggu), kamar – kamar hotel banyak dipesan untuk liburan keluarga,” ujarnya.
Secara terpisah, General Manager Prime Park Hotel, Maulana Nico Raharjo mengatakan lewat staycation ini, masyarakat bisa menikmati liburan di dalam kota, di mana mereka akan tinggal di hotel atau penginapan yang berada di kawasan kota tersebut.
Dari segi biaya, kita juga tidak perlu membayar akomodasi seperti biaya pesawat atau biaya tambahan lain seperti rapid test atau tes PCR, sehingga sudah bisa menikmati liburan yang mengasyikan hanya dengan menyewa kamar hotel.
“Selain lebih praktis, staycation menjadi pilihan utama menghabiskan waktu liburan yang singkat. Banyak hotel – hotel tengah kota yang memberikan penawaran menarik ketika weekend,” ucapnya.
Kebiasaan ini dinilai Nico merupakan imbas dari pandemi Covid 19 yang membuat masyarakat dibatasi untuk berpergian jauh dan akhirnya Hotel – hotel memanfaatkan momentum ini dengan menyediakan fasilitas untuk liburan singkat yang nyaman.
Meskipun terlihat sederhana, staycation bisa memberikan efek refreshing yang sama dengan traveling ke tempat jauh.
“Sekitar 70 persen okupasi hotel kami diisi oleh warga Mataram, biasanya untuk keluarga, mereka memesan deluxe room yang menyediakan triple bed,” ujarnya.
“Sejak pandemi kita pegiat pariwisata harus mulai dari nol lagi. Tren staycation ini membuat pendapatan kita meningkat dari tahun lalu,” tutup Nico. (STA)
Lihat juga:
- Gubernur NTB Nilai Satgas PPKS di Ponpes tak Urgen, Aktivis Anak: Justru Itu yang Belum Ada
- PPATK Sebut Korupsi dan Narkotika Jadi Kejahatan Tertinggi Tindak Pidana Pencucian Uang
- Sidang Perdana Gugatan Mobil Esemka dan Ijazah Digelar Besok, Jokowi Bakal ke Vatikan?
- Hakim Jatuhkan Vonis Dua Terdakwa Korupsi KUR BSI Petani Porang
- LIPSUS – Jalan Mundur Layanan Kesehatan NTB
- Interpelasi DAK 2024 Terancam Dijegal: Golkar Abstain, 2 Fraksi Bertahan