Mataram (NTB Satu) – Kafe Literasi Keliling yang dikelola Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB hadir di Taman Sangkareang Mataram sejak Selasa, 12 April 2022. Di Kafe Literasi, tersedia beragam jenis bacaan yang bisa dibaca oleh segala usia.
Staf Kafe Literasi Keliling, Rajab Juniardi mengatakan, Kafe Literasi memilih untuk melapak di tempat umum dengan tujuan untuk semakin mendekatkan buku-buku ke masyarakat, terutama anak-anak. Sebab, pengaruh alat-alat digital semakin kuat dan menjauhkan anak-anak dari buku.
“Ketersediaan buku-buku kami sangat mumpuni. Namun, setiap tempat punya selera bacaan yang berbeda. Jadi, sebelum pergi ke suatu tempat untuk melapak, kami survei dulu selera bacaan orang di lokasi-lokasi yang akan kami tuju,” ucap Juniardi.
Menurutnya, membaca buku mampu membuat para pembaca mendapat wawasan yang luas serta variatif. Lebih lanjut, Juniardi menyatakan, respon-respon pengunjung Kafe Literasi sangat positif dan membahagiakan.
“Di antara orang-orang yang datang untuk baca, bahkan meminta untuk Kafe Literasi untuk tetap dibuka dan diharapkan lebih sering keliling di daerah-daerah lain,” ungkap Juniardi, ditemui NTB Satu di Taman Sangkareang, Rabu, 13 April 2022.
Sementara itu, pengunjung Kafe Literasi, Zayana menuturkan, dengan adanya perpustakaan yang hadir di tempat umum dapat menjadi strategi yang apik dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Selain itu, Zayana turut mengapresiasi gerakan Kafe Literasi lantaran menyediakan bahan bacaan yang beragam.
“Saya melihat banyak sekali buku di sini dan itu menggembirakan. Sebenarnya, saya lebih suka baca buku non-fiksi. Tetapi, kalau sedang pusing, saya lebih milih baca buku fiksi. Selain baca buku, saya juga suka mengunjungi taman. Apalagi sekarang saya sudah tahu kalau di taman ada tempat untuk baca buku yang jenisnya beragam, saya mungkin akan lebih sering berkunjung ke taman dan membaca buku,” ujar Zayana.
Ke depannya, Zayana berharap agar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB semakin banyak menyediakan buku-buku, baik elektronik maupun non-elektronik. Sebab, walaupun banyak orang kini membaca buku digital, tetapi kebutuhan membaca buku cetak tidak akan pernah hilang. (GSR)