Daerah NTB

‘Napak Tilas’ Varian Omicron, Dari Botswana hingga NTB

Mataram (NTB Satu) – Badai pandemi Covid-19 varian Omicron mulai menghantui Indonesia. Varian dengan ciri khas dan cara atasi tersendiri. Berikut catatan singkat ntbsatu.com.

Varian Omicron juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah Coronavirus yang menyebabkan Covid-19.

WHO menyatakannya sebagai varian yang diwaspadai dan menamakannya dari kata Yunani, Omicron.

Napak tilas varian Omicron diketahui dikumpulkan pada 9 November 2021 dari Botswana. Varian tersebut juga terdeteksi di Afrika Selatan. Kemudian, satu kasus datang ke Hong Kong. Selanjutnya, satu kasus terkonfirmasi diidentifikasi di Israel pada seorang pelancong dari Malawi, bersama dengan dua pelancong yang kembali dari Afrika Selatan dan satu pelancong dari Madagaskar. Satu kasus lain terkonfirmasi di Belgia, tampaknya melewati Mesir sebelum 11 November 2021.

Erlina Burhan, Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, mengungkapkan gejala pasien Omicron hampir sama dengan flu. Namun, ada gejala yang khas pada pasien Omicron. Erlina menjelaskan pasien (Omicron) yang masuk di RSUP Persahabatan rata-rata mengalami gejala klinis mulai batuk, kelelahan atau pegal-pegal, hidung tersumbat atau berair.

“Omicron ini menyerang saluran nafas bagian belakang, khasnya (gejala) hidung tersumbat atau meler, nyeri tenggorokan diikuti batuk, terbanyak batuk kering, jadi gejalanya lebih variasi atau lebih banyak daripada flu,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis, 3 Februari 2022.

Soal obat yang perlu dikonsumsi, Erlina membolehkan meminum obat yang bisa meredakan dan bila perlu harus dengan rekomendasi dari dokter.

“Silakan minum obat-obat untuk meredakan nyeri tenggorok juga obat yang melegakan kalau perlu resep dokter, tapi jika sekadar parasetamol kan bisa sendiri. Kalau resep dokter biasanya antivirus,” imbuh Erlina.

Meskipun begitu, Erlina mengimbau bila mengalami gejala tersebut sebaiknya memeriksakan diri agar diketahui apakah terkonfirmasi Omicron atau flu biasa.

“Jika tahunya flu, biasanya masyarakat abai protokol kesehatan namun jika ketahuan terkena Covid -19 kita langsung (disiplin) protokol kesehatan agar tidak menular ke orang lain,” ujarnya.

Mayoritas pasien terjangkit Omicron menunjukkan gejala ringan seperti batuk, sakit tenggorokan, badan lelah.

Walaupun begitu, Erlina mengingatkan jika terkena pada kelompok rentan lansia dan anak-anak akan menjadi berat.

“Meski ringan (gejala) tapi hati-hati kelompok lansia dan anak-anak gejala bisa berat. Jika kasus tidak terkendali maka sistem kesehatan Indonesia bisa kewalahan,” tutup Erlina.

Di NTB sendiri saat ini, data soal pasien terjangkit Covid-19 tepat 36 pasien. Dengan spesifikasi, Kota Mataram sebanyak (13 orang), Kabupaten Lombok Barat sebanyak (11 orang), Kabupaten Lombok Tengah sebanyak (3 orang), Kabupaten Lombok Timur (3 orang), Kabupaten Sumbawa (3 orang), dan Kabupaten Dompu (3 orang).

Sementara itu, Satgas Covid NTB menemukan dua kasus positif varian Omicron.
Dua orang terpapar Covid-19 varian Omicron ini masing masing SBS (61) asal Kota Mataram dan JDH (72) asal Sumbawa.

Keduanya terkonfirmasi positif setelah melalui hasil Whole Genome Sequencing (WGS) dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan tanggal 20 Januari 2022.

Tentusaja ini menjadi cambuk bersama terutama agar Satgas Covid-19 dan masyarakat tetap waspada, tidak panik, taat Protokol kesehatan. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button