Mataram (NTB Satu) – Pemerintah Indonesia melalui KJRI Johor Bahru menerima informasi dari otoritas setempat, ditemukan empat jenazah terdampar di Perairan Timur Semenanjung.
Perairan itu di sekitar Mersing dan Tanjung Bedil, Johor. Kejadian pada Sabtu 4 Desember 2021 malam. Pada saat yang sama ditangkap dua orang selamat yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Mataram, Abri Danar Prabawa menjelaskan, para WNI tersebut diduga berusaha masuk ke Malaysia secara ilegal.
Saat ini keempat jenazah berada di RS untuk proses tindak lanjut, sedangkan dua WNI selamat telah diamankan di Tahanan Imigrasi Setia Tropika, Johor.
Berdasarkan hasil identifikasi dari pihak kepolisian dan tindakan postmortem, tiga jenazah berasal dari Kabupaten Lombok Tengah dengan identitas atas nama Basarudin, Muna’am, dan Rahman.
“Satu Jenazah masih dalam upaya identifikasi karena kondisi fisiknya yang telah rusak, wajah menghitam, dan tidak ditemukan dokumen maupun identitas lainnya,” kata Abri.
Sedangkan dua WNI selamat bernama Zulkifli asal Lombok Timur dan Rasito asal Kebumen.
Keterangan dari WNI selamat, lanjutnya, kapal yang ditumpangi menuju Malaysia sarat penumpang. Setelah mendekati jarak sekitar 500 meter dari garis pantai, para penumpang dipaksa terjun ke laut untuk berenang menuju pantai.
Pemaksaan itu menyebabkan barang bawaan penumpang seperti dompet, paspor, handphone, dan sebagainya hilang.
Selanjutnya, otoritas setempat akan memeriksa kedua WNI selamat dan melanjutkan proses pengadilannya sebelum dideportasi ke Indonesia.
Satu jenazah lagi masih terus diidentifikasi karena identintasnya belum terungkap.
UPT BP2MI Provinsi NTB akan terus berkoordinasi dengan KJRI Johor Bahru, Kemlu RI, maupun Disnakertrans Provinsi NTB dalam penanganan permasalahan Jenazah PMI asal Lombok tersebut.
Sementara Kadisnakertrans Provinsi NTB Gde Putu Aryadi membenarkan informasi itu. Ia menduga, TKI itu dipaksa melompat karena tekong dalam kapal tidak berani menepi.
Termasuk nakhoda dan ABK, takut ditangkap Polisi Malaysia sehingga PMI ilegal dikorbankan kemudian dipaksa melompat. Saat ini Pemprov NTB bersama BP2PMI terus berkoordinasi identifikasi PMI yang belum terlacak.(HAK)