Jakarta (NTBSatu) – Kondisi jalan rusak di Dusun Meang, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat kembali membawa dampak buruk bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, seorang ibu hamil rela ditandu sepanjang 10 kilometer karena jalan tersebut tidak bisa dilintasi kendaraan.
Bermodalkan sarung dan sebatang bambu, tiga pria secara bergiliran menggendong ibu hamil bernama Santri (20 tahun). Yang merupakan warga daerah setempat.
Di lokasi yang sama, kurang lebih satu tahun lalu, tepatnya 20 Februari 2024 juga terjadi kejadian serupa. Lantaran jalan rusak, seorang ibu hamil harus melahirkan di tengah jalan dalam perjalanan menuju Puskesmas setempat.
Mengenai hal tersebut, Anggota DPR RI Dapil NTB 2, Lalu Hadrian Irfani angkat bicara. Ia menekankan, perhatian dan keseriusan pemerintah daerah sangat perlu untuk mengatasi masalah ini.
“Kemudian kami di DPR RI juga akan mendorong perbaikan akses jalan di daerah tersebut,” ujar Lalu Ari, sapaan akrabnya kepada NTBSatu, Kamis, 23 Januari 2025.
Politisi PKB itu juga menegaskan, kerja sama antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat sangat penting untuk mengakselerasi perbaikan jalan. Mengingat jalan tersebut kondisinya sudah rusak parah.
“Sinergi pemerintah daerah dan pemerintah pusat harus ada untuk mempercepat,” tambah Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini.
Ibu Hamil yang Malang
Sebelumnya, dalam video yang NTBSatu terima, terlihat tiga pria dengan langkah tertatih melewati jalan tak beraspal yang licin dan penuh batu-batu kecil. Mereka menandu seorang ibu hamil, lantaran kondisi jalan rusak di Dusun Meang, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.
Salah seorang warga lokal, Fauzi mengungkapkan, kejadian seperti ini bukan kali pertamanya. Dulu, kurang lebih setahun lalu, juga terjadi hal serupa. Bahkan, seorang ibu tersebut sampai melahirkan di tengah jalan.
“Ada juga dulu, seorang ibu hamil sampai melahirkan di tengah jalan. Jadi ini bukan kali pertamanya kejadian seperti ini,” kata Fauzi menjawab konfirmasi NTBSatu, Selasa, 21 Januari 2025.
Fauzi menceritakan, warga setempat menandu ibu hamil tersebut dengan jarak tempuh kurang lebih 10 kilometer. Saat itu, Santri hendak pulang dari Puskesmas Sekotong menuju rumahnya.
Namun dalam perjalanannya, tiba-tiba turun hujan, menyebabkan ruas jalan yang harus mereka lewati licin. Di tambah kondisi jalan tak beraspal membuat kendaraan tidak bisa melewatinya.
“Alhasil mengharuskan untuk ditandu. Tapi memang, di Dusung Meang itu tidak ada jalan lain. Hanya jalan setapak yang berkerikil, bebatuan, dan licin. Sehingga tidak mungkin dilewati sepeda motor,” jelas Fauzi.
Fauzi menyebutkan, kondisi jalan seperti ini bukan kali ini saja. Namun merupakan kejadian berulang setiap memasuki musim hujan. “Kalau musim hujan turun sama sekali jalan ini tidak bisa dilewati,” bebernya.
Atas insiden ini, Fauzi sebagai warga Dusun Meang berharap pemerintah setempat memperhatikan kondisi jalan tersebut.
Fauzi mengaku, sudah menyuarakan kondisi ini sejak kejadian ibu melahirkan di tengah jalan dulu. Namun, belum juga mendapat perhatian.
“Sehingga sampai sekarang belum ada realisasinya,” pungkas Fauzi. (*)