Mataram (NTBSatu) – Belakangan ini, harga gula di NTB terus mengalami kenaikan. Sekilo sudah mencapai minimal Rp17.000. Ada juga yang menjual hingga Rp20.000 per kilogram di tingkat pengecer.
Kenaikan harga gula pasir ini sangat dirasakan para ibu rumah tangga. Lebih-lebih pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Karena itu, pantas disebut harga gula saat ini tidak lagi manis.
Anggota Komisi II DPRD NTB, H. Abdul Hadi mengatakan, guna mengembalikan harga bahan pokok, salah satunya adalah gula dalam kondisi stabil. Pemprov NTB harus menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana mestinya.
Pasalnya, ketika harga bahan pokok tidak terkendali, maka tingkat inflasi di NTB semakin tinggi. Akibatnya, nilai uang menurun dan daya beli masyarakat menjadi lebih rendah.
“Hal ini dapat mengurangi kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah semakin terpuruk,” kata Hadi dikonfirmasi NTBSatu, pada Minggu, 10 Desember 2023.
Berita Terkini:
- Lantik 83 PPIH Embarkasi Lombok, Wakil Gubernur Apresiasi Pelayanan Haji di NTB
- Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Respons Dugaan Pungli di Pelabuhan Gili Mas: Itu Tiket Penumpang Tambahan
- Molor 112 Hari, DPRD NTB Sebut Pembangunan RS Mandalika Proyek Gagal
- Gubernur Lalu Iqbal Bantah Isu Dugaan Kadistanbun NTB Ditawari Demosi Mandiri
Politisi PKS ini menegaskan agar pemerintah segera menjaga stabilitas harga dan melindungi konsumen dari dampak inflasi yang mungkin timbul akibat kenaikan harga gula.
Pemerintah juga harus segera mengambil tindakan yang efektif untuk merespons situasi ini misalnya dengan menggelar operasi pasar (OP).
“Segera pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah (Pemda) mengambil langkah-langkah cepat mengatasinya, seperti operasi pasar dan sebagainya,” ungkapnya.