Mataram (NTBSatu) – Menjelang hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, okupansi hotel di Mataram khususnya, masih rendah.
Meskipun Mataram hanya jadi destinasi alternatif untuk libur Nataru, lantaran berada di posisi yang kuat di MICE, tapi saat H-7 sebelum Nataru seperti ini, biasanya sudah banyak kamar hotel yang terisi.
Sayangnya, hingga hari ini, kondisi hotel di Kota Mataram masih belum ada lonjakan permintaan kamar. Padahal harga kamar masih relatif normal.
“Minggu terakhir biasanya sudah bisa terkatrol sampai 70 persen kalau kita lihat dari posisi tahun lalu dan didominasi wisatawan domestik,” kata Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Adiyasa Kurniawan, dikonfirmasi NTBSatu, Minggu, 17 Desember 2023.
Adiyasa juga mengungkapkan, bisa jadi menurunnya okupansi hotel di Mataram jelang Nataru, disebabkan harga transportasi yang mahal. Salah satunya harga tiket pesawat yang terlalu jauh berbeda dengan pilihan destinasi lain.
Berita Terkini:
- Diduga Tekan Warga hingga Bunuh Diri, Eks Kapolsek Kayangan dan Anggotanya Disidang Etik
- Raperda Perampingan OPD Dibahas, 194 Jabatan Lingkup Pemprov NTB Diperkirakan Hilang
- Miris, Seorang Ayah di Lombok Tengah Tega Hamili Anak Kandungnya
- Gubernur NTB Lalu Iqbal Telepon Gubernur Bali soal Izin Lalu Lintas Sapi
“Jelas ini juga masalah serius yang belum ada solusi untuk tiket pesawat, terlalu jauh beda harganya dengan pilihan destinasi lain,” ungkapnya.
Kendati demikian, ia berharap agar kondisi seperti ini bisa menjadi atensi Pemerintah Daerah (Pemda), agar dibuatkan harga yang rasional untuk akses ke lombok.
“Rasional dibanding dengan tetangga terdekat, yaitu Bali. Tambah frekuensi penerbangan dan buka rute-rute baru,” ucapnya.
Senada, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi NTB, Baiq Ika Wahyu Wardani mengatakan, untuk harga hotel sekarang masih relatif normal. Kalaupun naik, tidak terlalu signifikan jika dibandingkan saat MotoGP.
“Jadi kalau ini masih normal-normal saja. Tetapi memang ada kenaikan, tapi tidak setinggi pada saat event besar atau internasional, seperti MotoGP,” katanya dikonfirmasi NTBSatu, Minggu, 17 Desember 2023
“Karena rugi juga kalau mereka naikin harga pada saat liburan Nataru ini. Mereka akan siap-siap bad review aja kalau mereka naikan terlalu tinggi,” tambahnya.
Dalam hal ini, ia berharap kepada industri maupun asosiasi yang berkaitan dengan akomodasi, agar bisa memberikan sosialisasi kepada pihak hotel. Bahwa harga boleh naik tetapi tidak usah tinggi-tinggi atau tidak masuk akal.
Selanjutnya mengenai transportasi, Ika meminta kepada pemerintah juga harus berpikir terkait konektivitas seperti pesawat. Di mana harga tiket pesawat untuk liburan ke Lombok sangat tinggi.
“Kendala kita saat ini aksesibilitas dan konektivitas. Orang kalau mau liburan ke Lombok, meskipun hotelnya murah kalau pesawat mahal, ngapain,” ungkapnya.
Jadi yang perlu diperhatikan itu bukan saja harga hotel yang baik. Tapi harga pesawat juga dipikirkan.
“Kalau harga hotel bisa kita tekan, tapi harga pesawat tidak bisa diperhatikan oleh pemerintah sama saja dong,” tandasnya. (MYM)