ADVERTORIAL

PT. Berkahi Gumiku Lestari, Unit Usaha yang Fokus Kelola Sampah Organik

Mataram (NTB Satu) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB tidak pernah berhenti untuk menggencarkan gerakan tata kelola sampah yang bertujuan menyukseskan program NTB Zero Waste dan NTB Zero Emissions 2050. Maka, mengajak masyarakat atau komunitas untuk berkolaborasi adalah hal yang tepat untuk dilakukan. Salah satunya adalah mengajak PT. Berkahi Gumiku Lestrari pada acara Gebyar Pilah Sampah beberapa waktu lalu.

Pengelola PT. Berkahi Gumiku Lestari, Windu Fajaf Arum mengatakan, pihaknya menjalankan usaha yang berbasis pengelolaan sampah organik. PT. Berkah Gumiku Lestari mengelola sampah organik untuk direduksi secara bersama-sama menggunakan larva, lalat, dan BSF. Dari sana, PT. Berkahi Gumiku Lestari menghasilkan produk bernama Ugotin dan Kasgotin.

PT. Berkahi Gumiku Lestari merupakan unit usaha yang kehadirannya diprakarsai dari proses kerjasama antara perguruan tinggi di Jakarta, Dompet Dhuafa, LAZ Dasi NTB, yang bertujuan untuk mengembangkan bisnis maggot yang sudah diinisiasi di TPS3R Desa Midang. Motif dari penciptaan PT. Berkahi Gumiku Lestari adalah menyejahterakan masyarakat. Dengan dibukanya PT. Berkahi Gumiku Lestari, lapangan pekerjaan untuk masyarakat makin terbuka lebar.

“Ugotin merupakan pakan ternak. Sedangkan, kasgotin merupakan pupuk organik. Kami sangat menaruh perhatian terhadap sampah organik. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, kami juga mengelola sampah yang berasal dari makanan kedaluwarsa,” ungkap Windu, Rabu, 1 Maret 2023.

Menurut Windu, setiap individu mesti bertanggungjawab atas sampah yang telah diproduksinya. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa Gebyar Pilah Sampah adalah kegiatan yang sangat relevan untuk mengajak masyarakat mulai membiasakan diri dalam mengelola sampah yang dihasilkannya. Ke depannya, Windu berharapa agar kegiatan Gebyar Pilah Sampah makin meriah.

Dari acara Gebyar Pilah Sampah, Windu sangat berharap agar masyarakat yang hadir mulai sadar soal tata kelola sampah. Harus bertanggungjawab atas sampah yang telah dihasilkannya. Bagi setiap perusahaan yang belum tertarik untuk mengelola hasil sampahnya, Windu berpesan agar sadar. Apabila tidak sadar, perusahaan tidak akan pernah menaruh perhatian soal tata kelola sampah.

“Semua peraturan soal tata kelola sampah di NTB pasti telah dibuat. Hanya saja, masyarakat harus sadar soal tata kelola sampah. Mengelola sampah sebenarnya bisa dimulai dari tingkat rumah. Dengan adanya peraturan serta aksi-aksi yang telah dibuat pemerintah dan komunitas, semoga masyarakat makin sadar dan memberi perhatian soal tata kelola sampah,” tandas Windu.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Julmansyah S.Hut., M.Ap., mengatakan, Gebyar Pilah Sampah adalah edukasi untuk menguatkan pikiran tata kelola soal sampah yang dapat membuat NTB Bebas Emisi pada tahun 2050 makin nyata untuk diraih.

Selain itu, Gebyar Pilah Sampah adalah acara yang melibatkan pengunjung dalam skala yang banyak. Gelaran tersebut hendak memperlihatkan soal betapa beragamnya praktik-praktik pengelolaan sampah yang dapat menjadi strategi menyukseskan NTB Zero Waste.

“Di dalam acara ini, ada 40 pihak yang terlibat, yaitu komunitas, sekolah, dan kelompok yang memiliki strategi tersendiri untuk mengelola sampah di tempatnya masing-masing. Saya melihat bahwa 40 pihak tersebut telah dapat menjadikan sampah sebagai sumber daya utama untuk mencukupi kehidupan,” ungkap Julmansyah.

Julmansyah memilih banyak jenis tata kelola sampah agar masyarakat yang hadir dapat melihat dan meniru aneka jenis pengelolaan sampah yang ada di dalam Gebyar Pilah Sampah. Ia mengharapkan agar spirit mengenai sampah adalah sumber daya dapat ditularkan kepada masyarakat luas.

Disinggung mengenai keterlibatan siswa-siswi di Gebyar Pilah Sampah, Julmansyah menjawab, siswa-siswi yang hadir di dalam Gebyar Pilah Sampah kelak akan menjadi dewasa. Dengan pengetahuan yang benar soal tata kelola sampah, maka siswa-siswi tersebut akan menjadi orang tua yang dapat mengajarkan soal penanganan sampah yang baik di masa depan. Dinas LHK NTB telah mengarahkan agar siswa-siswi di NTB dapat bermitra dengan Bank Sampah yang ada di sekitar sekolahnya.

“Kami mengharapkan agar gerakan pemilahan sampah berbasis sekolah dapat menjadi hal yang baik dan ditiru oleh masyarakat NTB. Dengan melibatkan 3000 siswa-siswi, saya mengharapkan gaung dari Gebyar Pilah Sampah dapat menyebar hingga ke daerah yang paling jauh di NTB, atau daerah-daerah yang belum data mengikuti acara,” pungkas Julmansyah. (GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN
Back to top button