Politik

Pengamat: Jika IDP Tampil di Pilgub NTB akan Pengaruhi Suara Dae Yandi di Pilkada Bima

Kota Bima (NTBSatu) – Nama Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri (IDP) dan anaknya Muhammad Putera Ferryandi yang juga Ketua DPRD Kabupaten Bima, disebut-sebut akan tampil di Pilkada serentak 2024 ini.

Istri dan anak Sultan Bima ke-XVI itu akan maju melalui Partai Golkar. IDP digadang-gadang tampil di Pilgub NTB, sedangkan Dae Yandi – sapaan Muhammad Putera Ferryandi – akan tampil di Pilkada Kabupaten Bima.

Pengamat politik sekaligus Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Prof. Kadri menilai, majunya IDP pada Pilgub NTB, akan berpengaruh pada perolehan suara anaknya, Dae Yandi di Pilkada Kabupaten Bima.

Artinya, suara Dae Yandi bisa tak maksimal atau berpotensi berkurang lantaran IDP yang maju di Pilgub tak lagi menjabat sebagai bupati. Padahal jabatan bupati akan memberi pengaruh pada anaknya di Pilkada Bima.

“Bila Umi Dinda (sapaan IDP) maju di Pilgub NTB, akan menjadi kelemahan tersendiri bagi Dae Yandi ketika ingin maju di Pilkada Kabupaten Bima,” kata Prof. Kadri kepada NTBSatu, kemarin.

Menurut Guru Besar UIN Mataram itu, posisi IDP menjadi Bupati Bima saat ini, memberi peluang yang cukup besar untuk kemenangan Dae Yandi di Pilkada Kabupaten Bima nanti.

Karena dengan posisi itu, kata Prof. Kadri, konsolidasi suara bisa dilakukan tidak hanya lewat partai. Tapi, banyak instrumen politik yang bisa digunakan, seperti gerakan-gerakan ASN misalnya.

“Gerakan ASN ini juga tidak bisa diremehkan. Justru setahu saya kontribusi ASN ini juga besar dengan berbagai ‘pressure’ dan ini berlaku di mana-mana, tidak hanya di Bima saja,” jelasnya.

Prof. Kadri menyampaikan, gerakan seperti ini sudah menjadi tradisi dalam kontestasi yang melibatkan incumbent atau petahana atau siapa yang didukung incumbent tersebut.

Berita Terkini:

“Selalu menjadikan ASN itu berpartisipasi dan berpartisipasinya juga bukan hanya suara menurut saya, termasuk sumber daya ekonomi yang mereka miliki juga,” ungkap Dosen Prodi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Mataram tersebut.

Namun, jika IDP memutuskan untuk maju di Pilgub NTB, otomatis dia harus mundur dari jabatannya sebagai Bupati Bima.

Hal ini, kata Prof. Kadri, bisa mematahkan peluang untuk menggerakkan konsolidasi di kalangan ASN.

“Sehingga (mundurnya IDP) konsolidasi ASN yang kita prediksi akan berjalan menjadi hal yang akan mandek,” ungkap Prof. Kadri. (MYM)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button