ISU SENTRALPolitik

Politik Uang Masih Terjadi, Gen Z Sebut Bisa Jadi Ancaman Demokrasi

Mataram (NTBSatu) – Politik uang identik dalam bentuk sogokan atau pemberian janji dengan menyuap seseorang untuk mendapatkan suara dalam Pemilu.

Beberapa generasi Z atau generasi pemilih pemula saat ini sudah familier terhadap politik uang, bahkan sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa politik uang identik dengan sogokan secara paksa.

Salah satu siswa SMAN 7 Mataram, Azil mengatakan sangat tidak setuju dengan adanya praktik politik uang, karena praktik uang dapat mencederai penyelenggaraan Pemilu.

Bahkan dirinya, sangat anti dengan adanya penyuapan tersebut. Menurutnya, para calon wakil rakyat yang akan bertarung di Pemilu dan Pilkada harus memikirkan cara merebut hati masyarakat selain dengan politik uang.

“Kalau dilihat tahun ini, pemilih pemula hampir 50 persen, bahkan sebagian ada yang memiliki ketertarikan terhadap politik, bahkan melek teknologi. Jadi untuk para calon wakil rakyat harus memiliki ritme khusus untuk menarik, atau memikat kami,” jelasnya.

IKLAN

Azil juga menjelaskan cara yang efektif untuk merebut hati generasi Z tersebut, yaitu dengan cara turun langsung ke masyarakat.

“Dari sana kita bisa melihat, cara jujur atau bohongnya calon wakil rakyat ini,” cetusnya.

Tak hanya Azil yang menentang adanya politik uang, salah satu santri yang ada di Pondok Pesantren Kediri, Jalal mengatakan hampir sebagian besar generasi Z menolak politik uang.

Berita Terkini:

“Karena politik uang membahayakan demokrasi Indonesia. Mereka berpolitik menggunakan uang untuk menyuap suara rakyat itu ancaman bagi demokrasi negara,” tegasnya.

Jalal juga mengatakan, bisa saja uang tersebut hanya diambil tetapi tidak memilihnya dan perbuatan tersebut tidak baik.

“Pemilu seharusnya dijalankan dengan asas yang jujur dan transparan, tapi kalau hanya diambil uangnya, kemudian tidak dipilih orangnya, sama saja kita berbohong,” jelasnya.

Politik uang menjadi perhatian tersendiri bagi generasi milenial dan generasi Z yang menilai cara yang dilakukan itu sangat tak mendidik dan tidak baik. (WIL)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button