Mataram (NTBSatu) – Satu anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, NTB bernama Reni Juliantika (21) mengalami keguguran kandungan.
Korban keguguran diduga karena kelelahan setelah melakukan pemungutan suara pada Rabu, 14 Februari 2024 lalu.
Suami korban, Muhammad Zamharir menjelaskan, awal mula Reni Juliantika alami keguguran kehamilan pasca bertugas sebagai anggota KPPS di TPS 25 Kelurahan Tanjung Karang.
Pada waktu penghitungan surat suara, istrinya berkegiatan sampai Kamis, 15 Februari 2024 sampai pukul 06.00 Wita.
Setelah itu, Reni merasa kelelahan karena dalam kondisi hamil muda, yakni 2 bulan. Setelah pulang dan beristirahat, Reni merasakan kram di bagian perut. Kamis malam, keluar bercak darah merah dari kelaminnya.
Keesokannya, tepatnya pada Jumat, 16 Februari 2024, Zamharir mengantarkan istrinya ke Puskesmas Tanjung Karang untuk memeriksa kondisi kehamilan.
Berita Terkini:
- Raih Juara 1, Lagu Ciptaan Siswa SMAN 1 Selong Jadi Jingle Nasional
- Satpol PP NTB Kunjungi 11 Lokasi Di Lombok Timur, Tertibkan 3.470 Batang Rokok Ilegal
- Polda NTB Siapkan 902 Personel Amankan Debat Kedua Pilgub
- Bapeltanbun NTB Gelar Bimtek Teknologi Pertanian Tahan Iklim di Mataram
Saat itu, pihak puskesmas mengambil sampel darah dan mengambil sampel urin milik Reni. Hasilnya, kondisi sang istri terbilang dalam kondisi normal.
“Janinnya masih bagus jika sampai dua hari masih ada flek itu beresiko kata pihak puskesmas,” ujarnya.
Pasca dari puskesmas, keduanya pulang ke rumah dan Reni istirahat tidur siang. Pada pukul 21.00 Wita malam, keadaan Reni pucat.
“Pada pukul 00.00 Wita malam, Sabtu (17/2) (Reni) tidak bisa tidur. Istri saya pipis dan di kamar mandi teriak saat pipis keluar daging bergumpal dan darah getih,” katanya.
Setalah itu Zamharir kembali membawa istrinya ke Puskesmas Tanjung Karang untuk dilakukan pemeriksaan.
“Kata dokter waktu itu belum berani dipastikan keguguran antara ada dan tidak ada janin. Diberi rujukan ke Rumah Sakit Kota Mataram,” katanya.
Akhirnya pada pukul 02.00 Wita, dengan menggunakan mobil ambulance, dia dan sang istri ke RSUD Kota Mataram. “Di sana dibawa ke ruangan bersalin. Dan hasil USG dokter menyatakan bahwa bayinya keguguran,” katanya.
Setelah itu, pihak RSUD Kota Mataram melakukan rontgen. Dari hasil rontgen, terlihat ada sisa gumpalan darah di dalam perut.
“Jadi harus dioperasi. Nah hari Minggu (18 Februari) istri saya dioperasi kuret dan berjalan lancar,” tutupnya. (KHN)