Mataram (NTBSatu) – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif secara nasional mencapai 73,97 persen sepanjang 2023.
“Proporsi ini naik 2,68 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar 72,04 persen,” tulis BPS dalam keterangan resminya, dilansir NTBSatu, Senin, 5 Februari 2024.
NTB menjadi provinsi di urutan pertama dengan tingkat bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif tertinggi, sebesar 82,45 persen.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo Sp.OG(K), mengatakan, inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif dapat mencegah pertumbuhan anak kerdil (Stunting).
Diketahui tingkat stunting di NTB turun menjadi 13,78 persen melebihi target yang telah ditetapkan untuk tahun 2023 yakni 16 persen.
Berita Terkini:
- Kinerja Perhotelan di NTB Menurun Februari 2025, Asosiasi Hotel Minta Pemprov Perkuat Strategi Pariwisata
- BTNGR Bakal Mengkaji Tuntutan Penyedia Jasa Tambah Kuota Pendakian
- Projo Lombok Tengah Soroti Kinerja RSUD NTB yang Sarat Utang dan Lemah dalam Pelayanan
- Emak-emak di Mataram Gagalkan Jambret Bawa Kabur Emas
Selain itu, ASI mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan bayi dalam tumbuh kembangnya. Mulai dari vitamin, protein, lemak, karbohidrat, dan berbagai mineral penting lainnya.
Pemberian kolostrum atau ASI yang pertama kali keluar sesaat setelah melahirkan juga sarat nutrisi dan antibodi untuk melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum juga dapat membantu sistem pencernaan bayi agar berfungsi dengan baik.
Sementara penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka ibu yang pernah menyusui anak di Indonesia sudah tinggi, sebesar 90 persen. Kendati demikian, pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan masih rendah sebesar 20 persen.