Oleh: Muhammad Zikrul Hakim – Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024
Bahasa dan pemikiran merupakan dua hal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan ide, emosi, dan hubungan antarindividu dan antarkelompok. Selain itu, bahasa juga dapat digunakan untuk memandang dunia dan memproses informasi yang ada di sekitar. Pemahaman yang mendalam terhadap bahasa, baik dari segi kompleksitas maupun fleksibilitas, tidak hanya meningkatkan keterampilan berkomunikasi kita, tetapi juga membentuk pola pikir yang berbeda dan yang akan terus berkembang.
Kompleksitas Bahasa
Bahasa yang kompleks menciptakan hubungan yang erat dengan kemampuan berpikir manusia. Aturan gramatikal yang rumit dan sintaksis yang beragam dalam bahasa tersebut menuntut kita untuk berpikir analitis dan pemahaman kontekstual. Pemahaman yang mendalam terhadap bahasa mengharuskan seseorang untuk berpikir kritis dalam menyusun kalimat dan memilih kata-kata agar sesuai dengan konteks.
Keterkaitan antara bahasa yang kompleks dan pemikiran tercermin pada banyaknya jumlah kosakata yang sangat kaya. Dengan kosakata tersebut, kita dapat menyampaikan informasi dan ide yang ada di dalam pikiran kita. Dalam proses mengolah kata, diperlukan pemikiran yang kreatif dan kemampuan untuk memilih kata dengan tepat guna memberikan makna yang akurat dan mendalam. Dengan demikian, bahasa yang kompleks tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga berguna untuk merangsang kecerdasan dan ketelitian dalam berpikir.
Fleksibilitas Bahasa
Selain kompleks, bahasa juga sangat fleksibel dalam memberikan peranan terhadap daya fikir seseorang. Fleksibilitas sebuah bahasa memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap cara kita berfikir dan menyusun ide. Bahasa yang fleksibel memungkinkan kita untuk menyampaikan pemikiran dengan cara yang kreatif dan unik. Sebagai contoh, dalam bahasa yang lebih fleksibel, kita dapat memanfaatkan kosakata yang luas untuk menciptakan nuansa yang kaya dalam setiap kalimat. Kemampuan untuk memilih kata-kata yang sesuai dengan konteks, bahkan yang mungkin sangat jarang dipakai oleh umum, mencerminkan kekayaan dan fleksibilitas yang mendukung kejelasan dan ekspresi yang mendalam. Inilah alasan mengapa fleksibilitas sebuah bahasa tidak hanya sekedar memperkaya gaya komunikasi, tetapi juga sebagai landasan untuk keragaman cara kita berfikir.
Selain itu, bahasa juga memiliki andil besar dalam menciptakan lingkungan yang mana adaptasi dan kreasi komunikasi dapat berkembang. Penggunaan bahasa gaul, peribahasa, dan idiom dalam berkomunikasi menunjukkan bahasa dapat beradaptasi di berbagai lingkungan. Kemampuan untuk mengerti dan menggunakan variasi bahasa menuntut kemampuan fikiran yang fleksibel untuk menerjemahkan makna-makna yang kompleks dengan kata-kata dan ungkapan. Dan juga, jika seseorang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi menggunakan lebih dari satu bahasa, menunjukkan bahwa bahasa dapat menciptakan kekayaan dalam berfikir dan memungkinkan untuk mengalihkan konsep-konsep yang terdapat dalam berbagai bahasa. Semuanya ini menunjukkan bahwa bahwa fleksibilitas bahasa bukan hanya terkait dengan bagaimana cara kita berbicara, namun juga fondasi dalam cara kita beradaptasi dalam berfikir dan menerima suatu informasi.
Bahasa merupakan hal yang paling mendasar untuk membentuk dan mengekspresikan ide dan pemikiran yang sangat kompleks. Kompleksitas sebuah bahasa bisa dilihat dari sisi gramatikal yang rumit dan kekayaan kosakata yang luas. Fleksibilitas juga diperlukan dalam tahapan komunikasi, karena dengan hal ini kita bisa melihat sejauh mana ruang untuk beradaptasi dan variasi dalam berkomunikasi. Sadar atau tidak, pemahaman yang mendalam terhadap bahasa, baik dari segi kompleksitas maupun fleksibilitas, tidak hanya meningkatkan keterampilan berkomunikasi kita, tetapi juga membentuk pola pikir yang berbeda dan yang akan terus berkembang.
Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics. Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd., M.A.