Kota Mataram

Ruas Jalan Jempong – Pagesangan Kian Padat, Pemkot Mataram Gunakan Teknologi Urai Kemacetan

Mataram (NTBSatu) – Keluhan masyarakat mengenai kemacetan di sejumlah titik Kota Mataram semakin mengemuka. Terutama di kawasan perempatan Sekarbela dan Gajah Mada Jempong, yang kini dinilai kian parah.

“Kalau jam masuk dan pulang kantor itu bisa macet lama, apalagi kalau musim hujan. Kadang-kadang semerawut nggak ada petugas yang turun,” ujar Herlina, warga Pagesangan, Selasa, 9 Desember 2025.

Ia berharap, pemerintah segera mengambil langkah konkret. Merespons keluhan tersebut, Dinas Perhubungan Kota Mataram terus menggenjot upaya mengurai kemacetan melalui pengawasan lapangan dan pemanfaatan teknologi.

Ruas jalan Jempong – Pagesangan menjadi gambaran paling nyata, kapasitas infrastruktur tak lagi sebanding dengan lonjakan mobilitas. Kehadiran dua universitas besar, tumbuhnya perumahan baru, serta sempitnya akses jalan menjadikan kawasan tersebut salah satu titik kemacetan yang paling kronis.

Sementara itu, pembangunan Kantor Wali Kota Mataram di Jalan Lingkar juga menambah tekanan lalu lintas. Sehingga, menyebabkan antrean kendaraan yang kerap mengular hingga ratusan meter.

Untuk mengantisipasi kepadatan, Dinas Perhubungan Kota Mataram menurunkan petugas pada jam-jam rawan. Serta, mengoptimalkan sistem Area Traffic Control System (ATCS) agar dapat menyesuaikan durasi lampu lalu lintas secara real-time.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Mataram, Zulkarwin menyebutkan, keluhan masyarakat meningkat signifikan pada beberapa ruas utama seperti Sekarbela, Kebon Roek, kawasan Dakota, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Pejanggik.

“Kondisi ini menuntut respons cepat serta rekayasa lalu lintas yang presisi. Kalau arus dari Utara lebih panjang, durasi lampu hijau kita perpanjang agar antreannya terurai. Itu yang terus kami lakukan,” ujarnya.

Uji Coba Bus Gratis

Selain penanganan di lapangan, pihaknya juga melakukan survei lalu lintas untuk memetakan potensi kemacetan, termasuk dampak pembukaan kantor wali kota yang baru. Selain itu, melakukan pengujian bus gratis untuk membaca minat masyarakat terhadap transportasi publik.

“Ada hal-hal yang harus kami petakan. Uji coba bus sekolah ini untuk melihat bagaimana minat masyarakat terhadap transportasi umum,” tambahnya.

Zulkarwin menegaskan, kemacetan di Mataram bukan hanya karena tingginya volume kendaraan, tetapi juga faktor non-teknis seperti aktivitas berjualan di tepi jalan, serta banyaknya titik U-turn yang memperlambat arus. Identifikasi rutin dilakukan untuk menentukan intervensi paling efektif.

Dinas Perhubungan Kota Mataram juga terus berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi NTB, untuk merumuskan pola penanganan yang lebih komprehensif. Salah satu titik yang mendapat perhatian khusus adalah Bundaran Metro, yang kerap padat terutama saat hujan.

“Kalau hujan, jumlah mobil meningkat signifikan. Situasi itu selalu kami respons dengan menurunkan personel secara maksimal,” jelasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button