Mataram (NTB Satu) – Embung Bidadari yang terletak di Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah makin viral. Pro kontra mengenai Embung Bidadari makin luas bertebaran.
Walaupun Dinas Kesehatan NTB telah menetapkan bahwa air di Embung Bidadari terbukti tidak layak untuk dipakai mandi dan diminum, masyarakat masih saja percaya bahwa Embung Bidadari memiliki kekuatan mistis yang dapat menyembuhkan.
Dalam menanggapi hal itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Prof. H. Saiful Muslim, menyarankan agar segera menutup Embung Bidadari. Sebab, dalam kepercayaan agama Islam, mempercayai hal mitos bersifat tidak boleh atau haram. Terlebih, pemerintah telah menetapkan bahwa air di Embung Bidadari mengandung bakteri yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
“Air di Embung Bidadari yang dipercaya dapat menyembuhkan itu sebenarnya agak aneh. Sebab, pada masa kini, masyarakat semestinya meninggalkan kepercayaan terhadap hal-hal klenik,” ungkap Saiful, ditemui NTB Satu di Kantor MUI NTB, Selasa, 30 Agustus 2022.
Menurut Saiful, akan sangat mustahil bila di zaman modern terdapat gejala bahwa masyarakat masih percaya fenomena air yang menyembuhkan seperti di Embung Bidadari.
Dalam kepercayaan Islam, air yang dapat menyembuhkan kemudian dibantu dengan perkara doa hanyalah air zam zam yang terletak di Mekah. Saiful menekankan, sebagai umat Islam, memang harus mempercayai air zamzam yang memiliki khasiat, terlebih telah terbukti secara ilmiah.
“Saya tidak begitu yakin terhadap khasiat yang terdapat dalam Embung Bidadari. Khasiat yang terkandung dalam Embung Bidadari hanyalah mitos belaka,” papar Saiful.
Lebih lanjut, Saiful mejelaskan, mitos kerap berkembang lantaran muncul dari pernyataan sosok-sosok yang dihormati. Dalam kebudayaan masyarakat NTB, khususnya Lombok, masih menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap sosok-sosok yang dihormati.
“Masyarakat tidak boleh dibiarkan untuk terus berpikiran tidak rasional dalam mempercayai sesuatu. Jangan asal percaya pada perintah dan ajakan yang bersifat menyesatkan,” terang Saiful.
Sebelum mempercayai sesuatu, Saiful mengimbau kepada masyarakat agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada para ahli sebelum mempercayai bahwa Embung Bidadari dapat menyembuhkan penyakit. Terlebih, di zaman modern telah terdapat berbagai dokter dan para ahli kesehatan yang profesional.
“Jangan asal percaya pada orang yang tidak tentu asal usul ilmunya. Kalau memang terdapat orang yang awalnya sakit kemudian sembuh setelah berendam di Embung Bidadari, saya kira itu hanyalah sebuah kebetulan belaka,” sebut Saiful.
Kepada tokoh masyarakat dan agama di sekitar Embung Bidadari, Saiful memohon agar segera dapat mengedukasi warga. Masyarakat tidak diperbolekan terus berperilaku aneh dan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama serta kesehatan. Selain itu, kepada pemerintah terkait, Saiful menyarankan agar segera menutup Embung Bidadari.
Namun, masyarakat perlu diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai kadar kesehatan air Embung Bidadari agar tidak menimbulkan kekisruhan.
“Supaya kepercayaan akan mitos tidak kembali berkembang, saya menyarankan kepada seluruh pemuka agama dan pihak-pihak menekankan kepada masyarakat agar senantiasa berpikiran rasional,” pungkas Saiful. (GSR)