Penanaman 6.700 Bibit Kemiri Perkuat Ekonomi Hijau di Desa Lawin
Mataram (NTBSatu) – PT Sumbawa Jutaraya (SJR) bersama Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) menggelar agenda kick off penanaman 6.700 bibit kemiri di Desa Lawin, sebagai rangkaian Festival Pariri Miri pada Rabu, 26 November 2025 di Desa Lawin.
Program ini menyatukan nilai budaya, penguatan ekonomi hijau, serta komitmen menjaga hutan sebagai identitas masyarakat setempat.
Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, hadir dan memberikan apresiasi kepada jajaran Forkopimda, kepala desa, serta masyarakat.
Ia menyampaikan rasa bangga atas kolaborasi yang terbentuk, untuk memperkuat potensi kemiri sebagai sumber ekonomi baru wilayah Ropang.
Dorong Agroforestri Kemiri
Direktur PT SJR, H. Indra Prana menegaskan, festival ini hadir bukan sekadar ajang pertemuan, tetapi momentum untuk mensyukuri potensi besar yang dimiliki Ropang.
“Hari ini kita berkumpul bukan hanya untuk festival, tetapi untuk merayakan rasa syukur dan harapan baru bagi daerah kita Kecamatan Ropang,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan alasan memilih kemiri sebagai komoditas strategis. Menurutnya, tanaman ini mampu menjaga kelestarian hutan, memperkuat sumber mata air, dan membuka peluang ekonomi besar bagi masyarakat.
“Kemiri bukan sekedar pohon, tapi masa depan Ropang yang memberi manfaat untuk memperkuat hutan, menjaga mata air, dan membawa peluang ekonomi yang besar,” tambahnya.
Ia juga menyinggung antusiasme warga yang mengikuti berbagai rangkaian acara, termasuk penanaman ribuan bibit dan penyajian kuliner khas Lawin.
“Kami sangat bangga melihat semangat masyarakat hari ini, mulai dari penanaman 6.700 bibit kemiri, sampai menikmati paco dan ketong,” ujarnya.
Ketua Panitia, Muhammad Iqbal turut menyampaikan alasan memilih kemiri sebagai program prioritas. Ia menilai permintaan pasar global terus meningkat.
“Permintaan dari buyer internasional sampai kewalahan. Jadi, berapa ton dikirim ke Riyadh, ke Arab Saudi, ke Jepang, bahkan ke Belanda,” ungkapnya.
Ia menjelaskan UTS sudah menurunkan mahasiswa untuk mendampingi pengembangan kemiri melalui KKN Tematik dan terus mendorong inovasi seperti produksi briket dari kulit kemiri.
Selanjutnya, Kepala Desa Lawin, Ahdiat menyambut rombongan dengan penuh apresiasi. Ia menggambarkan kondisi Desa Lawin yang kini berkembang melalui dua komoditas unggulan, yakni kemiri dan kopi Arabika.
Ia juga menjelaskan tentang tradisi Nepi Mona, sebuah ritual adat untuk menentukan penanam pertama sebagai simbol keberkahan.
“Kita melalui proses Nepi itu akan mengharapkan keberkahan. Ada satu tetua adat nanti yang melakukan ritual doa sebelum proses Nepi,” ujarnya
Festival Pariri Miri menegaskan semangat masyarakat Ropang dan Lantung untuk membangun ekonomi hijau berbasis kearifan lokal.
Program kemiri ini diharapkan membuka jalan bagi desa yang lebih sejahtera, produktif, dan tetap menjaga kelestarian hutan. (*)



