Sumbawa

Pemkab Sumbawa Fokus Kembangkan Potensi Terbarukan untuk Ekonomi Berkelanjutan

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa terus memperkuat langkah pembangunan daerah, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang beragam. Sektor-sektor seperti pertanian, kelautan, peternakan, dan perkebunan menjadi fokus utama pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumbawa, Dr. Dedi Heriwibowo menjelaskan, Sumbawa memiliki dua kelompok besar sumber daya alam. Yaitu, sumber daya tidak terbarukan seperti tambang dan mineral, serta sumber daya terbarukan seperti pertanian dan kelautan.

“Wilayah Dodo Rinti di Kecamatan Ropang saat ini menjadi salah satu titik penting dengan potensi mineral yang tinggi. Namun, kami menekankan agar pembangunan daerah tidak hanya bergantung pada tambang karena sumber daya itu terbatas,” jelasnya kepada NTBSatu, Senin, 3 November 2025.

Pemerintah daerah, lanjut Dedi, terus berupaya mengarahkan transformasi ekonomi menuju sektor yang bersifat berkelanjutan. Ia menyebut, sektor pertanian dan kelautan sebagai pilar utama karena keduanya mampu menopang kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

“Sumbawa berkontribusi besar terhadap produksi pangan dan kelautan di NTB. Beras mencapai 23,71 persen dari total produksi, jagung 46 persen, udang 72,92 persen, dan rumput laut hingga 67 persen,” paparnya.

Selain itu, sektor perkebunan juga tumbuh pesat. Kopi Sumbawa menyumbang lebih dari 42 persen produksi kopi NTB, sedangkan komoditas bawang merah terus meningkat dengan kontribusi 13,83 persen.

Dorongan Agrobisnis dan Agroindustri

Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pemerintah daerah mendorong penguatan agrobisnis dan agroindustri untuk menciptakan nilai tambah produk lokal.

“Hasil pertanian dan kelautan perlu diolah langsung di daerah. Gabah harus menjadi beras kemasan, jagung diarahkan menjadi bahan industri pakan, dan udang serta rumput laut harus diolah sebelum diekspor,” jelas Dedi.

Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi industri kecil, menengah, hingga besar. Upaya tersebut harapannya mampu memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transformasi Ekonomi dan Investasi Hasil Tambang

Pemerintah daerah juga menyiapkan kebijakan, agar penerimaan dari sumber daya tambang dapat diinvestasikan bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya terbarukan.

“Pendapatan dari sektor tambang harus menjadi modal untuk memperkuat sektor-sektor produktif lain. Transformasi ini sangat penting agar ekonomi Sumbawa tetap tumbuh saat sumber daya tambang berakhir,” tegasnya.

Tantangan Regulasi dan Penerimaan Daerah

Meski memiliki potensi besar, Sumbawa masih menghadapi tantangan dari sisi regulasi fiskal. Dedi menjelaskan, aturan pajak daerah yang menganut sistem closed list membatasi ruang Pemda untuk menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pertanian dan kelautan.

“Komoditas unggulan seperti udang, jagung, sapi, dan rumput laut belum bisa memberikan kontribusi langsung terhadap PAD. Pajak pengiriman hasil pertanian yang dulu bisa menghasilkan hingga Rp5 miliar kini sudah dihapus,” katanya.

Menurutnya, sistem perpajakan saat ini lebih berpihak pada daerah urban dengan basis jasa, seperti pajak hotel dan restoran. Sementara daerah produsen, seperti Sumbawa kurang diuntungkan.

“Diperlukan mekanisme bagi hasil yang lebih adil, seperti skema cukai tembakau di NTB. Dengan begitu, daerah penghasil mendapat insentif untuk terus meningkatkan produksi,” tambah Dedi.

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, kini menyiapkan langkah strategis menyambut bonus demografi dan era Indonesia Emas 2045.

Fokus pembangunan pada peningkatan kualitas SDM, industrialisasi sektor pertanian dan kelautan, serta penguatan kolaborasi antar-stakeholder.

“Semua potensi ini harus dikelola secara berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, kita optimistis Sumbawa mampu tumbuh menjadi daerah tangguh dan mandiri,” ujarnya. (*)

Berita Terkait

Back to top button